Djawanews.com - PLTA Gunungtua Subang adalah salah satu pembangkit listrik tenaga air (PLTA) tertua di Indonesia, yang memiliki sejarah panjang dalam menyuplai energi untuk kawasan Subang. Didirikan pada tahun 1921, PLTA tersebut sudah beroperasi lebih dari satu abad dan terus menjadi sumber energi penting bagi masyarakat setempat.
PLTA Gunungtua Subang dibangun untuk memenuhi kebutuhan listrik di tiga perkebunan teh besar di Subang pada masa kolonial Belanda. Dengan kapasitas awal satu megawatt, pembangkit tersebut menjadi tulang punggung energi untuk mendukung aktivitas di perkebunan Wangunreja, Tambaksari, dan Ciater.
Bahkan, pada masa itu, energi dari proyek PLTA juga mendukung pembangunan infrastruktur seperti permukiman pekerja perkebunan.
PLTA Gunungtua Subang dan Perkebunan Kolonial
Pada masa kolonial, Subang dipimpin oleh perusahaan Belanda, Pamanoekan en Tjiasemlanden, yang dikelola oleh Pieter Willem Hofland. Berkat pembangkit listrik ini, perkebunan teh, kopi, dan kina di Subang berkembang pesat. Seiring berjalannya waktu, PLTA Gunungtua menjadi bagian dari perkembangan perekonomian wilayah tersebut.
Meski memiliki sejarah gemilang, PLTA Gunungtua kini menghadapi tantangan besar. Selama musim kemarau, pasokan air berkurang, memengaruhi operasional pembangkit. Pipa besar yang menghubungkan bendungan ke generator pun sering tersumbat lumpur, mengurangi kapasitas aliran air yang menuju mesin pembangkit.
Meskipun menghadapi tantangan dan keterbatasan, PLTA Gunungtua Subang tetap menjadi warisan sejarah dan simbol ketahanan infrastruktur energi di Indonesia. Keberadaannya menunjukkan bahwa Subang sudah sejak lama memanfaatkan energi terbarukan untuk mendukung kehidupan masyarakat.
Kini, lebih dari seratus tahun setelah dibangun, Gunungtua Subang masih memainkan peran penting dalam penyediaan energi.
Demikian informasi seputar PLTA Gunungtua Subang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.