Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Mendag Dinilai Kurang Tegas Dalam Mengendalikan Harga Pangan, Sekjen Inkopas: Minyak Goreng 'Joget-joget' Malah 'Digendangin' Sama Dia
Pedangang minyak(Dok.money.kompas.com)

Mendag Dinilai Kurang Tegas Dalam Mengendalikan Harga Pangan, Sekjen Inkopas: Minyak Goreng 'Joget-joget' Malah 'Digendangin' Sama Dia

Shabrinaa Ra'fa Hannissa
Shabrinaa Ra'fa Hannissa 29 Desember 2021 at 04:45pm

Djawanews.com –  Induk Koperasi Pedagang Pasar (Inkopas) mengkritik sikap Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi yang tidak memiliki ketegasan dalam mengendalikan harga komoditas pangan. 

"Minyak goreng joget-joget malah digendangin sama dia (Mendag), telor naik didiemin. Kalau saya presiden, sudah dari kemarin-kemarin saya ganti itu Mendag," ujar Sekretaris Jenderal Inkopas Ngadiran, Rabu (29/12).

Ngadiran menimbang, Mendag bersama jajarannya tidak berpihak kepada masyarakat kecil yang saat ini sedang kesulitan membeli komoditas pangan, seperti minyak goreng yang harganya terus melonjak. 

"Harga naik ini bukan karena akhir tahun, tapi karena tidak dikendalikan saja oleh Mendag. Minyak goreng itu, naik dari Mei secara pelan-pelan, lalu Agustus lompat sampai Desember, tapi tidak ada upaya mengendalikan," jelas Ngadiran. 

"Mereka hanya bilang harga CPO dunia naik, anak SMP juga bisa jawab itu," tambahnya. 

Seharusnya, Menteri Perdagangan memanggil seluruh perusahaan minyak kelapa sawit untuk wajib mengalokasikan sebagian produksinya ke pabrik minyak goreng dalam negeri. 


"Panggil mereka (pengusaha CPO), bilang ente cari untung di sana (ekspor) tapi sebagian alokasikan untuk warga kita. Harus tegas, ini sudah lama kenaikannya, ngapain saja selama ini dia (Mendag)," ungkap Ngadiran.

Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian mendapat rapor merah akhir tahun dari DPP Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI).

Kedua kementerian dinilai gagal mengendalikan lonjakan harga cabai, minyak goreng dan telur di pasar. 

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan, ada beberapa catatan penting yang diberikan perihal dengan melonjaknya harga sejumlah komoditas di pasaran.

"IKAPPI menyayangkan beberapa komoditas di akhir tahun mengalami lonjakan cukup tinggi. Dalam catatan IKAPPI menjelang perpindahan tahun 2021-2022, beberapa komoditas di luar dugaan mengalami kenaikan yang tidak wajar dan baru pertama kali ini terjadi," jelanya, Senin (27/12).

Dia mengatakan, sejumlah komoditas mengalami lonjakan harga yang tidak masuk akal menjelang akhir tahun 2021.

Komoditas tersebut, antara lain adalah minyak goreng, cabai rawit merah dan juga telur.

Untuk minyak goreng, Reynaldi menjelaskan mengalami kenaikan yang cukup spektakular yang belum pernah terjadi.

"Kami berharap pemerintah mengantisipasi dan melakukan upaya lanjutan sehingga tahun 2022 minyak goreng segera bisa turun harganya," ujarnya.

Sementara untuk komoditas cabai rawit merah kini telah tembus diharga Rp100 ribu lebih per kilogramnya.

"Komoditas yang cukup mengejutkan masyarakat khususnya emak-emak ini, membuat kita semua menjadi cukup sulit menghadapi perpindahan tahun ini. Jujur kami Ikatan Pedagang Pasar Indonesia tidak menduga bahwa kenaikan harga pangan yang relatif panjang dan tinggi ini terjadi di akhir tahun 2021," katanya.

"Catatan ini membuat kami memberikan rapor merah kepada Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian. Kami berharap agar kita bersama-sama menjaga agar harga pangan tidak tinggi dan masyarakat atau konsumen tidak kesulitan mendapatkan pangan," tambahnya.

Di daerah, harga cabai rawit di Kabupaten Badung, Bali, tembus sampai Rp95 ribu per kilogram, Senin (27/12).

Naiknya harga cabai di kabupaten Badung diduga karena pasokan cabai mulai menipis. Selebihnya saat musim hujan ini cabai memang susah panen, lantaran cepat busuk.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Badung I Wayan Wijana tak menampik hal tersebut.

Pihaknya membenarkan dari hasil pendataan di beberapa pasar harga cabai menembus angka Rp95 ribu per kilogram (Kg).

"Sampai saat ini tembus Rp95 ribu per kilo. Namun kami sudah mulai menghadapi fenomena ini dari tahun sebelumnya," pungkasnya Senin malam.

Sesuai data Dinas Koperasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Badung, harga cabai rawit di Pasar Kuta II mengalami penurunan dari Rp92 ribu menjadi Rp85 ribu.

Namun untuk Pasar Mengwi Rp95 ribu tidak mengalami perubahan, dan Pasar Blahkiuh Rp85 ribu, harga rata-rata Rp88,3 ribu

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI, Reynaldi Sarijowan cabai rawit merah merupakan komoditas yang cenderung rutin mengalami lonjakan harga di akhir tahun.

Biasanya, faktor yang membuat harganya cukup tinggi ialah faktor cuaca dan permintaan yang tinggi namun supply dan demand tidak seimbang.

"Kami pun berharap ke depan ada grand design pangan, strategi pangan untuk cabai rawit merah agar wilayah-wilayah produksi cabai rawit merah bisa di perbanyak dan bisa di selesaikan persoalan ini sehingga tidak kunjung tinggi harganya setiap tahun," katanya.

Komoditas lainnya, yakni telur. Telur yang biasanya harganya Rp23 ribu hingga Rp24 ribu, hari ini tembus di angka Rp30 ribu di pasar.

Di Pariaman mencapai Rp50 Ribu/Kg.

Berdasar pantauan, harga telur ayam ras di luar Jawa juga melonjak sangat tinggi. Di Pasar Pariaman, Sumatera Barat, misalnya, harga telur ayam tembus harga Rp50 ribu per papan,  Senin (27/12).

Harga telur ayam telah mengalami kenaikan selama seminggu terakhir.

"Pekan lalu harganya Rp43 ribu, sedangkan hari ini sudah Rp50 ribu," ungkap seorang pedagang di Pasar Pariaman, Gusniati (47), dikutip TribunPadang.com.

Dampak lonjakan harga telur ini, penjualan pedagang mengalami penurunan.

Seorang pedagang lontong di Kelurahan Jawi-Jawi II, Upiak mengatakan, akibat harga telur yang lebih mahal jadi berpengaruh pada dagangannya.

Biasanya warung lontong sayur juga menyediakan pilihan tambahan sayur seperti telur, bakwan hingga sala Lauak khas Pariaman.

Upiak mengatakan bahwa saat ini harga telur di warung lontongnya naik menjadi Rp3 ribu.

"Karena harga telur naik, maka satu butir telur bulat saya jual Rp3 ribu, sebelumnya hanya Rp2 ribu," ujarnya.

Sementara, seorang pemilik warung di Desa Rawang, Rafki (49) mengatakan bahwa ia menjual satu butir telur ayam ras saat ini ialah Rp2 ribu.

"Beli di pasar, satu papannya mencapai Rp55 ribu," jelas Rafki.

Sebelumnya, harga satu butir telur ayam yang ia jual hanya Rp1.700 per butir atau Rp5 ribu untuk 3 butirnya.

Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI Reynaldi Sarijowan menilai kenaikan harga ini adalah pencapaian yang buruk.

kedepannya pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi naiknya harga telur dengan strategi design telur dan ayam yang lebih baik.

Bagikan:
#HARGA PANGAN#Mendag#Pedagang Pasar#muhammad lutfi#inkopas

Berita Terkait

    Prospek Industri Energi Indonesia 2025: Tren, Risiko, dan Arah Investasi!
    Berita Hari Ini

    Prospek Industri Energi Indonesia 2025: Tren, Risiko, dan Arah Investasi!

    YOGYAKARTA - Indonesia memasuki fase transisi energi yang menentukan. Di tengah peran besar batu bara dan migas, komitmen pendanaan transisi serta target pengurangan emisi membuka jalan bagi ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Pembangunan PLTA Upper Cisokan: Aman, Patuh Regulasi, Beri Manfaat Warga?
    Berita Hari Ini

    Pembangunan PLTA Upper Cisokan: Aman, Patuh Regulasi, Beri Manfaat Warga?

    Saiful Ardianto 10 Nov 2025 11:29
  • Investasi Sektor Ketenagalistrikan Melonjak, Meta Kontrak 1 GW Energi Surya untuk Pengembangan AI
    Berita Hari Ini

    Investasi Sektor Ketenagalistrikan Melonjak, Meta Kontrak 1 GW Energi Surya untuk Pengembangan AI

    Saiful Ardianto 08 Nov 2025 10:54
  • Bagaimana Proses Listrik dari PLTA Dapat Sampai ke Rumah Seluruh Masyarakat Indonesia?
    Berita Hari Ini

    Bagaimana Proses Listrik dari PLTA Dapat Sampai ke Rumah Seluruh Masyarakat Indonesia?

    Djawanews.com - Listrik dari PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) merupakan salah satu sumber energi bersih utama yang digunakan untuk menerangi rumah-rumah di seluruh Indonesia. Proses listrik ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Pengembangan Energi Listrik dari Sampah di Riau Dipercepat untuk Kurangi Emisi dan Ketergantungan Fosil
    Berita Hari Ini

    Pengembangan Energi Listrik dari Sampah di Riau Dipercepat untuk Kurangi Emisi dan Ketergantungan Fosil

    Saiful Ardianto 06 Nov 2025 15:22
  • Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Terus Menurun, Operasional Turbin Terancam Berhenti?
    Berita Hari Ini

    Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Terus Menurun, Operasional Turbin Terancam Berhenti?

    Saiful Ardianto 06 Nov 2025 11:19

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Menguak Sumber Energi dari Sampah yang Terabaikan, Simak Penjelasannya!
Berita Hari Ini

1

Menguak Sumber Energi dari Sampah yang Terabaikan, Simak Penjelasannya!

PLTA Tonsealama: Warisan Energi yang Tetap Menyala untuk Sulawesi Utara
Berita Hari Ini

2

PLTA Tonsealama: Warisan Energi yang Tetap Menyala untuk Sulawesi Utara

Senator Gus Hilmy Desak Presiden Ambil Peran Nyata di Krisis Kemanusiaan Sudan
Berita Hari Ini

3

Senator Gus Hilmy Desak Presiden Ambil Peran Nyata di Krisis Kemanusiaan Sudan

Sejarah PLTA Karebbe: Mulai Beroperasi 2011 dengan Kapasitas 90 Megawatt
Berita Hari Ini

4

Sejarah PLTA Karebbe: Mulai Beroperasi 2011 dengan Kapasitas 90 Megawatt

INARI Expo 2025 Hadirkan Inovasi Energi Hijau dari Nyamplung, BRIN Siap Perkenalkan?
Berita Hari Ini

5

INARI Expo 2025 Hadirkan Inovasi Energi Hijau dari Nyamplung, BRIN Siap Perkenalkan?

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up