Djawanews.com – Kementerian Kebudayaan hadir dalam ajang perfilman internasional, seperti Festival Film Cannes, menegaskan komitmen pemerintah dalam memperkuat ekosistem film nasional di kancah global. Salah satu strategi utama adalah menjalin jejaring dengan berbagai pihak, baik di dalam negeri maupun luar negeri, termasuk melalui skema kolaboratif seperti matching fund dan public-private partnership.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, Menteri Kebudayaan Fadli Zon melakukan pertemuan dengan Direktur Artistik Venice Film Festival, Alberto Barbera, guna membahas partisipasi Indonesia dalam festival bergengsi tersebut yang akan digelar pada Agustus hingga September mendatang.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut sineas senior Garin Nugroho yang merupakan pendiri Jogja-Netpac Asian Film Festival (JAFF) yang telah menjadi salah satu ajang penting dalam mempromosikan sinema Asia. Melalui JAFF Market, Garin juga menyediakan ruang kolaborasi dan promosi bagi perfilman Indonesia dan Asia. Hadir pula Yulia Evina Bhara, produser film Indonesia yang tahun ini dipercaya menjadi salah satu juri di Festival Film Cannes.
“Ekosistem perfilman Indonesia yang makin kuat merupakan bukti kebangkitan industri perfilman kita. Indonesia siap hadir berpartisipasi aktif dalam berbagai festival film internasional, termasuk Venice Film Festival yang merupakan festival film internasional tertua di dunia,” ungkap Menbud Fadli Zon.
Tahun ini, Indonesia akan mengirimkan empat film untuk mengikuti Venice Film Festival yaitu Pangku, debut penyutradaraan Reza Rahadian, Sleep No More, karya terbaru Edwin dari Palari Films, kemudian film terbaru Wregas Bhanuteja berjudul Levitating, dan Fox King, yang merupakan karya produksi bersama Yulia dengan produser Malaysia Woo Ming Jin.
“Kehadiran film-film Indonesia di panggung internasional menjadi sarana diplomasi budaya yang efektif memperkenalkan budaya dan identitas bangsa Indonesia. Kementerian Kebudayaan mendukung pemajuan kebudayaan nasional, salah satunya membangun ekosistem film yang berakar pada jati diri dan budaya bangsa,” imbuh Menbud Fadli Zon.
Kehadiran Indonesia di Venice Film Festival menunjukkan keberagaman dan kekayaan budaya bangsa yang dinarasikan melalui setiap cerita dan adegan di dalam film tersebut.
Menbud juga sampaikan bahwa Indonesia menyambut baik berbagai peluang kolaborasi dengan Venice Film Festival, termasuk potensi Indonesia sebagai Country of Focus dalam Venice Bridge Financing Market yang akan dilaksanakan Agustus ini di Venice.
Dalam kesempatan ini, Kementerian Kebudayaan menyampaikan apresiasi mendalam terhadap peran Venice Film Festival sebagai salah satu festival film paling prestisius di dunia yang terus menjadi ruang ekspresi bagi narasi-narasi perfilman global.
Inisiatif ini menjadi penting mengingat pesatnya perkembangan industri film Indonesia, yang semakin menembus pasar internasional. Kehadiran film-film Indonesia di berbagai festival bergengsi, termasuk Cannes, menjadi bukti konkret pertumbuhan ekosistem film Indonesia tersebut.
Menbud Fadli juga menyampaikan bahwa talenta-talenta perfilman terbaik Indonesia telah berpartisipasi dalam proyek film internasional seperti Renoir, yang tayang perdana di Cannes kemarin.
“Kementerian Kebudayaan siap membangun untuk membangun kolaborasi jangka panjang dengan Venice Film Festival dan membuka peluang kerja sama strategis memperkuat diplomasi budaya Indonesia melalui sinema.”