Djawanews.com – Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan bahwa penerimaan murid Sekolah Rakyat tidak akan melalui seleksi akademik, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto. Syarat utama adalah calon siswa harus berasal dari keluarga miskin ekstrem dan miskin (Desil 1) berdasarkan Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN).
“Yang penting itu sesuai arahan Presiden ya, tanpa tes akademik. Kemudian tentu mereka berada di Desil 1 DTSEN, Desil 1 itu miskin ekstrem dan miskin,” kata Mensos Saifullah Yusuf usai Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Jakarta, Kamis, 15 Mei dilansir ANTARA.
Mensos menjelaskan para calon murid yang berada di dalam Desil 1 dan berkeinginan untuk mengenyam pendidikan formal tersebut akan melewati tahapan verifikasi administrasi dan kunjungan lapangan oleh pendamping sosial, Dinas Sosial, dan BPS.
Setelah secara administrasi memenuhi syarat, lanjut dia, para calon murid kemudian mengikuti tahapan cek kesehatan guna memastikan kondisi kesehatan mereka siap untuk langsung mengikuti masa orientasi dan matrikulasi yang telah disiapkan oleh Sekolah Rakyat.
Apabila ditemukan calon murid Sekolah Rakyat yang tengah mengidap penyakit tertentu, pihaknya akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) guna memastikan pengobatan serta proses pemulihan kesehatan calon murid tersebut.
“Ya karena ini sekolah berasrama, maka yang memiliki penyakit menular bukan terus tidak diterima. Ini kami akan bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk memastikan mereka bisa diobati dan disembuhkan. Kalau sudah sembuh, nanti tentu bisa ikut proses belajar mengajar di sekolah,” kata Mensos.
Mensos pun menegaskan semua pihak senantiasa menyatakan komitmennya untuk mendukung percepatan pelaksanaan program prioritas nasional tersebut.
Sebagai informasi, rapat hari itu dihadiri oleh jajaran kementerian dan lembaga terkait, termasuk Kementerian PANRB, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, BKN, dan Kementerian PPPA.