Djawanews.com - Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan pentingnya menjadikan pertumbuhan hijau sebagai strategi nyata, bukan sekadar jargon. Hal ini disampaikan AHY dalam pidato pembukaannya di forum The Yudhoyono Institute Lecture yang digelar di Hotel Marriott, Yogyakarta, Senin, 12 Mei.
Acara ini dihadiri oleh delegasi dari Stanford Doerr School of Sustainability, akademisi, serta tokoh nasional dan internasional. AHY menyampaikan ucapan selamat datang kepada para tamu, termasuk menyampaikan keprihatinan atas insiden teknis penerbangan yang sempat dialami delegasi Stanford sebelum akhirnya tiba di Yogyakarta dengan selamat.
Dalam pidatonya, AHY menyampaikan bahwa tema kuliah tahun ini adalah “Pertumbuhan Hijau: Pertumbuhan Berkelanjutan dengan Keadilan.” Ia menekankan bahwa isu keberlanjutan bukan hanya soal lingkungan, melainkan juga menyangkut martabat manusia, pengentasan kemiskinan, dan keamanan generasi masa depan.
“Yogyakarta tidak hanya indah, tapi juga lambang identitas nasional kita. Di sinilah kita bisa merenungkan keterkaitan masa lalu, kini, dan masa depan,” ujarnya.
Sebagai Menteri Koordinator Infrastruktur dan Pembangunan Daerah, AHY menuturkan bahwa pemerintah saat ini di bawah Presiden Prabowo Subianto sedang mempercepat berbagai agenda penting: ketahanan pangan, air bersih, transisi energi, hingga pengembangan industri berkelanjutan.
Ia menjelaskan bagaimana kebijakan yang terintegrasi, seperti pengelolaan irigasi dan pengembangan industri kendaraan listrik, menunjukkan bahwa pembangunan dapat selaras dengan prinsip keadilan sosial dan inovasi.
“Kita tidak bisa jalan sendiri. Tantangan perubahan iklim, ketidakamanan pangan dan energi, hingga kesenjangan digital bersifat global dan mendesak,” tegasnya.
AHY mengajak peserta untuk merenungkan tiga isu mendasar: redefinisi pertumbuhan, perluasan dampak teknologi, dan pentingnya tata kelola yang menyambungkan wawasan global dengan aksi lokal.
Ia juga memberikan apresiasi kepada Prof. Arun Majumdar dari Stanford dan mantan Sekjen PBB Ban Ki-moon yang turut menyampaikan pesan khusus dalam bentuk video. AHY tak lupa memberi penghormatan kepada pendiri The Yudhoyono Institute, Prof. Dr. Susilo Bambang Yudhoyono, atas kontribusinya dalam agenda iklim global.
“Warisannya tetap menjadi cahaya penuntun bagi kerja bersama kita,” kata AHY menutup pidatonya, sebelum mempersilakan Prof. Majumdar untuk menyampaikan kuliah utama.
Acara ini diharapkan menjadi forum strategis yang mempertemukan ide dan solusi untuk masa depan berkelanjutan yang adil dan tangguh. (nur)