Djawanews.com - Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) kian nyata menjadi “tulang punggung” pasokan listrik bersih yang dibutuhkan kawasan industri di berbagai daerah. Di Sulawesi Tengah, pemerintah provinsi menegaskan dukungan pembangunan PLTA di Sigi karena dampaknya langsung pada perluasan akses listrik dan geliat ekonomi lokal.
Pernyataan itu ditegaskan oleh Gubernur setempat dalam agenda “Sulteng Nambaso/Berani Menyala.”
Di Kalimantan Utara, megaproyek PLTA Kayan Cascade, ditargetkan sampai 9.000 MW, disiapkan memasok kawasan industri hijau Tanah Kuning serta Ibu Kota Negara (IKN). Nilai investasinya disebut sekitar US$17–17,8 miliar, menegaskan bobot ekonomi proyek ini sekaligus perannya sebagai pemasok energi hijau berskala besar bagi hilirisasi.
Infrastruktur Hijau: PLTA Mendorong Pertumbuhan Industri dan Ekonomi Daerah
Di Jawa Barat, PLTA Jatigede berkapasitas 110 MW (2×55 MW) resmi dioperasikan pada 20 Januari 2025. PLTA ini menjadi lokasi peresmian paket proyek ketenagalistrikan 3,2 GW dan diharapkan memperluas ruang investasi sektor manufaktur, berkat pasokan listrik hijau yang lebih andal.
Secara struktur bauran, tenaga air masih menjadi kontributor terbesar kapasitas EBT nasional. Pada 2023, total kapasitas EBT mencapai 13,15 GW dengan tenaga air sekitar 6,78 GW, menunjukkan dominasi PLTA dalam pasokan bersih nasional.
Data historis Kementerian ESDM juga mencatat porsi PLTA sekitar 59% dari kapasitas EBT pada 2021. Arah kebijakan terbaru lewat RUPTL 2025–2034 mempertegas porsi besar EBT ke depan.
Dengan karakter baseload yang stabil, PLTA menurunkan emisi, menekan biaya listrik jangka panjang, dan menciptakan rantai nilai ekonomi di daerah, dari konstruksi, operasi, hingga industri turunannya. Singkatnya, PLTA sebagai infrastruktur kunci untuk pertumbuhan industri dan ekonomi daerah bukan lagi wacana, melainkan fondasi nyata menuju daya saing regional.
PLTA terbukti menjadi pilar transisi energi yang langsung menyokong ekspansi industri di daerah. Dari Sulteng, Kaltara, hingga Jabar, bukti proyek dan kebijakan menunjukkan korelasi jelas: pasokan listrik hijau yang stabil sehingga investasi tumbuh, kemudian serapan kerja meningkat, hingga akhirnua ekonomi daerah naik kelas.
Konsistensi regulasi, percepatan jaringan transmisi, dan tata kelola lingkungan yang ketat akan memaksimalkan manfaat PLTA bagi ketahanan energi dan daya saing industri nasional.
Demikian informasi seputar PLTA sebagai infrastruktur kunci untuk pertumbuhan industri dan ekonomi daerah. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.