Djawanews.com – Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri mengatakan semangat Dasa Sila Bandung yang lahir dari Konferensi Asia Afrika (KAA) 1955 belum sepenuhnya tuntas, terutama terkait bangsa Palestina yang sampai saat ini masih memperjuangkan kemerdekaan.
Hal itu disampaikan Megawati dalam pidatonya pada forum Dialog Peradaban Global yang digelar di Wisma Tamu Negara Diaoyutai, Beijing, China, Kamis, 10 Juli.
"Namun, dengan segala keberhasilan yang telah kita capai sebagai bangsa-bangsa merdeka, izinkan saya untuk menyampaikan satu kejujuran, semangat Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya selesai," kata Megawati, dilansir ANTARA.
Forum Dialog Peradaban Global di China tersebut dihadiri sekitar 600 perwakilan dari 144 negara.
Menurut Megawati, salah satu bukti nyata semangat solidaritas dan antipenjajahan yang tertuang dalam Dasa Sila Bandung belum sepenuhnya diwujudkan adalah penderitaan yang terus dialami bangsa Palestina.
"Salah satu bukti paling nyata adalah penderitaan yang terus dialami oleh bangsa Palestina, yang hingga hari ini masih memperjuangkan hak dasarnya untuk mempunyai negara dan menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat," lanjutnya.
Megawati menggambarkan dunia kini telah mengalami kemajuan luar biasa dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, namun hati nurani kolektif umat manusia belum sepenuhnya bergerak untuk menghentikan penderitaan tersebut.
"Dunia telah melesat maju dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Tapi, sayangnya, hati nurani kolektif kita belum seluruhnya sadar dan bergerak melihat penderitaan bangsa Palestina," ungkapnya.
Dasa Sila Bandung adalah sepuluh prinsip hasil Konferensi Asia Afrika 1955 yang menyerukan penghormatan terhadap kedaulatan, penolakan terhadap penjajahan dan rasisme, dukungan terhadap kemerdekaan nasional, serta penguatan kerja sama damai antarbangsa.
Prinsip ini menjadi simbol solidaritas bangsa-bangsa Global South untuk melawan dominasi kekuatan imperialis.
Lewat pidatonya, Megawati mengingatkan dunia bahwa nilai-nilai antikolonialisme dan solidaritas Asia-Afrika yang dirintis 70 tahun lalu di Bandung masih sangat relevan dan menuntut aktualisasi konkret di tengah ketidakadilan global masa kini.
Dalam forum yang dihadiri 600 perwakilan dari 144 negara tersebut, Megawati didaulat sebagai pembicara pertama, dilanjutkan sejumlah tokoh pimpinan negara, seperti Presiden ke-4 Namibia Nangolo Mbumba, mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Yukio Hatoyama, mantan PM Mesir Essam Sharaf, mantan PM Belgia Yves Leterme, dan mantan PM Nepal Jhala Nath Khanal.