PT TBS Energi Utama Tbk. (TOBA) menunjukkan komitmen kuat dalam mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dengan mempercepat transisi menuju bisnis yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Hal tersebut terlihat dari langkah divestasi dua anak usaha di sektor pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara pada Maret dan Mei 2025, yaitu PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL) dan PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP).
Pelepasan kedua unit PLTU tersebut menghasilkan rugi nonkas sebesar US$96,9 juta bagi TOBA. Meskipun demikian, langkah ini tidak memengaruhi arus kas perusahaan yang justru mendapat tambahan dana segar sebesar US$123,6 juta.
Selain itu, penjualan tersebut diperkirakan mengurangi emisi karbon TOBA sebesar 1,4 juta ton CO2 ekuivalen, setara dengan pengurangan 86% emisi tahunan.
Penurunan Eksposur Batu Bara, Bisnis Hijau TBS Energi Menunjukkan Potensi Positif
Pendapatan TOBA di sektor batu bara pada semester I 2025 tercatat hanya US$91,67 juta, menurun drastis dari US$204,4 juta pada tahun sebelumnya. Kontribusi batu bara terhadap total pendapatan juga menurun signifikan, dari 82% menjadi hanya 53%.
Penurunan itu disebabkan oleh penurunan volume penjualan batu bara dan harga jual rata-rata yang lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Namun, TBS Energi menunjukkan kemajuan signifikan di lini bisnis hijau. Bisnis pengelolaan limbah, yang menjadi pilar baru TOBA, mencatatkan pendapatan US$59,6 juta dengan EBITDA sebesar US$10 juta hingga Juni 2025.
Sektor ini memberikan kontribusi besar terhadap transformasi perusahaan menjadi lebih ramah lingkungan, didorong oleh akuisisi Sembcorp Environment Pte Ltd (SembEnviro), perusahaan Singapura yang bergerak di bidang pengelolaan limbah.
Sebagai bagian dari ekspansi energi terbarukan, TOBA bersama PLN Nusantara Power sedang mengembangkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Tembesi di Batam dengan kapasitas 46 MWp. Proyek ini diharapkan mencapai operasi komersial pada semester kedua 2026.
Selain itu, melalui entitas asosiasinya, TOBA mengoperasikan PLTMH Sumber Jaya yang sudah beroperasi sejak Januari 2025. Di sektor kendaraan listrik, TOBA juga memperlihatkan perkembangan yang signifikan melalui Electrum, dengan kenaikan 87% penjualan motor listrik dan 150% peningkatan jumlah stasiun penukaran baterai (BSS).
TBS Energi (TOBA) menunjukkan progres yang signifikan dalam mengurangi ketergantungan pada batu bara dan mempercepat transisi ke bisnis hijau.
Dengan langkah-langkah strategis seperti divestasi PLTU batu bara, pengembangan energi terbarukan, dan pengelolaan limbah, TOBA semakin memperkuat fondasi bisnis berkelanjutan yang berkontribusi positif bagi lingkungan dan masyarakat.
Demikian informasi seputar pengurangan ketergantungan batu bara oleh TBS Energi (TOBA). Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.