Djawanews.com - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming terkonfirmasi positif Covid-19 sejak Senin, 12 Juli lalu. Dan sekarang, angka kasus positif di kota ini melonjak drastis.
Berdasarkan data dari Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surakarta di Solo, Kamis, terjadi penambahan 544 kasus. Angka ini adalah peningkatan paling tinggi yang terjadi selama pandemi Covid-19.
Dengan penambahan tersebut, jumlah kumulatif kasus Covid-19 di Kota Solo hingga saat ini sebanyak 18.978 kasus dengan rincian 14.349 di antaranya sembuh, 3.598 orang menjalani isolasi mandiri, 283 orang menjalani perawatan di rumah sakit, dan 748 di antaranya meninggal dunia.
Ketua Pelaksana Harian Satgas Penanganan Covid-19 Kota Surakarta Ahyani beralasan, kenaikan merupakan dampak dari masifnya upaya 3T, yakni tracing atau penelusuran, testing atau pengetesan, dan treatment atau perawatan.
"Ya, enggak apa-apa, dikuatkan penelusurannya agar diketahui lebih dini yang sakit mana supaya bisa dikelola, biar tidak menulari yang lain," kata Ahyani.
Selain itu, dikatakannya, sebagai bagian dari perawatan, penderita Covid-19 harus segera ditindaklanjuti dengan pemisahan dengan yang lain agar tidak menular ke mana-mana.
"Jangan sampai justru menciptakan fenomena gunung es, ketika ditelusuri tidak ada yang positif tetapi nyatanya kita lihat banyak, jangan sampai banyak yang terpapar dan akhirnya parah, kita jadi terlambat menangani," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Surakarta Siti Wahyuningsih mengatakan dari penambahan kasus positif yang akhir-akhir terjadi, dua pertiga di antaranya berasal dari tes usap antigen.
"Jadi artinya antigen mempunyai daya ungkit yang sangat besar untuk deteksi lebih awal terhadap penanganan Covid-19, karena antigen ini bisa dilakukan oleh petugas puskesmas dan alatnya juga ada, jumlahnya cukup," katanya.
"Selain itu juga dari mandiri, baik PCR (tes usap) maupun antigen mandiri, ini banyak banget. Kalau kita hanya pakai PCR mungkin tambahan kasus dalam sehari tidak ada seratus. Jadi antigen ini sudah jadi penegakan diagnosa, sesuai standar WHO antigen ini sebagai alat untuk diagnosa," katanya.