Djawanews.com – Sebanyak 2.818 personel gabungan dikerahkan untuk mengawal jalannya Sidang Ke-19 Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam (Parliamentary Union of the OIC Member States/PUIC) di Jakarta, pada hari ini Rabu, 14 Mei. Mereka ditempatkan di Gedung DPR/MPR RI dan sejumlah hotel.
"Untuk kegiatan pada Rabu, 14 Mei 2025, Polda Metro Jaya mengerahkan 2.818 personel gabungan yang ditempatkan di Gedung DPR/MPR RI dan beberapa hotel di Jakarta," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Ade Ary Syam Indradi Rabu pagi.
Ade Ary merinci, personel gabungan tersebut terdiri dari 108 personel dari Mabes Polri, 200 personel Korps Brimob, 38 personel dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta 2.472 personel dari Satuan Tugas Daerah (Satgasda).
Ia menegaskan, pengerahan pasukan tersebut bertujuan untuk menjamin keamanan, ketertiban, dan kelancaran selama penyelenggaraan sidang PUIC dan seluruh rangkaian kegiatannya.
Selain pengamanan, Ade Ary juga mengimbau masyarakat untuk menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) agar tetap kondusif serta tidak mudah terprovokasi isu yang menyesatkan. Ia juga meminta warga mendukung kelancaran acara berskala internasional ini.
"Masyarakat diimbau untuk menghindari kawasan Gedung DPR/MPR RI guna mengurangi kepadatan lalu lintas," ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya kedewasaan dalam menyampaikan pendapat di muka umum, terutama selama berlangsungnya kegiatan kenegaraan. “Penyampaian pendapat agar dilakukan secara damai, sesuai aturan dan tidak mengganggu jalannya kegiatan,” kata Ade Ary.
Polda Metro Jaya pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menjaga nama baik Indonesia di mata dunia dengan menunjukkan sikap tertib dan bertanggung jawab selama konferensi berlangsung.
Sidang Ke-19 PUIC yang digelar di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada 12–15 Mei 2025 ini mengusung tema “Good Governance and Strong Institutions as Pillars of Resilience”. Konferensi ini bertepatan dengan peringatan 25 tahun atau silver jubilee PUIC sejak didirikan pada 1999.
Sebanyak 500 peserta dari negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan negara peninjau (observer) dijadwalkan hadir dalam forum tahunan tersebut.