Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Perbedaan Kebijakan di KKP, Era Menteri Susi dan Menteri Edhy Prabowo

Perbedaan Kebijakan di KKP, Era Menteri Susi dan Menteri Edhy Prabowo

Saiful Ardianto
Saiful Ardianto 15 November 2019 at 07:57am

Seperti yang diketahui bersama, Presiden Jokowi pada periode kedua masa jabatannya memilih Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk lima tahun yakni Edhy Prabowo. Kedatangan Edhy di Menteri Kelautan dan Perikanan tersebut sekaligus menggantikan posisi menteri yang dikenal nyentrik, yakni Susi Pudjiastuti.

Susi dikenal sebagai wanita tangguh yang memiliki terobosan-terobosan dan kebijakan yang menggemparkan. Salah satu kebijakan Susi yang masih terngiang adalah penenggelaman kapal asing pencuri ikan (illegal fishing).

Sebelum menanggalkan jabatannya sebagai Menteri Perikanan dan Kelautan, Susi meminta semua kebijakan saat dia menjabat sebagai menteri tetap diteruskan oleh pemerintahan selanjutnya.

Nah, apakah kebijakan program penenggelaman kapal asing ini akan diteruskan di tangan Menteri KKP Edhy Prabowo?

Beda Menteri, Beda Kebijakan

Seperti yang dilansir dari tribunnews.com, pada sebuah kesempatan konferensi pers di Gedung Mina Bahari, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta Pusat. Edhy mengatakan bahwa tidak semua program kerja Susi akan ia lanjutkan.

“Tentang program ke depan, saya akan melanjutkan program-program yang baik yang pernah dilakukan menteri yang lalu.”

“Bagi yang baik akan saya sempurnakan menjadi lebih baik dan bagi yang tidak baik dan bagi yang tidak baik akan saya cari program-program yang baru,” tutur Edhy.

Tak hanya itu, Edhy juga menegaskan bahwa ke depan tidak ada lagi penenggelaman kapal. Penyataan Edhy tersebut sangat bertolak belakang dengan kebijakan Susi saat dirinya masih menjabat sebagai Menteri KKP. Terlebih Susi meminta semua kebijakannya dapat diteruskan oleh pemerintah selanjutnya.

Perbedaan Kebijakan Susi Pudjiastuti dan Edhy Prabowo

1. Penenggelaman Kapal

Ilustrasi Penenggelaman Kapal (baliexpress.jawapos.com)

Kebijakan penenggelaman kapal bagi pelaku pencurian ikan (illegal fishing) pertama kali dicetuskan oleh Susi Pudjiastuti.  Kebijakan tersebut membuat banyak kapal pelaku pencurian ikan (illegal fishing) asing lari dari laut Indonesia.

Susi mengatakan tanpa kebijakan penenggelamma kapal tpelaku illegal fishing itu, Indonesia tidak akan bisa mengusir lebih dari 10.000 kapal illegal fishing.

Lain halnya dengan Menteri KKP Edhy Prabowo yang justru akan meniadakan penenggelaman kapal. Menurutnya, penenggelaman kapal ikan asing dilakukan pada saat kapal ikan asing yang kabur saat tertangkap mencuri ikan di laut Indonesia.

Untuk kapal-kapal ikan asing yang telah inkrah, Edhy mengatakan, nantinya akan dilakukan perembukan dengan instansi terkait.

Edhy beranggapan bahwa menenggelamkan kapal yang masih dalam kondisi baik adalah hal yang sia-sia.


Baca Juga:
  • Meski Laris, Kedai Kopi Ampirono Kulonprogo jadi “Kawasan Tidak Patuh Protokol Kesehatan”
  • Satpol PP Tegur Keras dan Pasang Banner di Kedai Kopi Ampirono Kulonprogo
  • Video Gadis Kecil Bermain Violin Menggendong Balita Viral, Addie MS Merespons

2. Penggunaan Cantrang

Pada kegiatan Forum Group Discussion (FGD) di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy diminta kembali untuk melegalkan penggunaan alat tangkap ikan, cantrang. Edhy mengatakan perlu mengkaji kembali penggunaan alat tangkap tersebut.

Selama ini cantrang dianggap merusak lingkungan, akan tetapi ada sejumlah pihak yang mengklaim bahwa penggunaan cantrang itu tidak merusak lingkungan. Karena penangkapan menggunakan cantrang hanya digunakan di laut berdasar pasir atau berlumbur, bukan di laut terumbu karang.

Mendegar akan hal itu, Edhy memilih untuk lebih banyak lagi mendengarkan aspirasi para nelayan sebelum mengambil keputusan.

Berbeda dengan era Susi Pudjiastuti, pelarangan penggunaan alat cantrang untuk menangkap ikan ini justru telah diefektifkan sejak Menteri Susi.

Nah, itulah beberapa perbedaan kebijakan di Kementerian Kelautan dan Perikanan Era Menteri Susi Pudjiastuti dan Menteri Edhy Prabowo.

Bagikan:
#Kebijakan Edhy Prabowo#Kebijakan Susi Pudjiastuti#Menteri Edhy Prabowo#menteri kelautan dan perikanan#MENTERI SUSI#penenggelaman kapal

Berita Terkait

    ASPEBINDO Energy Outlook 2026: Penguatan Sinergi dan Rantai Pasokan Energi Nasional?
    Berita Hari Ini

    ASPEBINDO Energy Outlook 2026: Penguatan Sinergi dan Rantai Pasokan Energi Nasional?

    Djawanews.com - PT PLN (Persero) Direktur Biomassa, Hokkop Situngkir menghadiri acara ASPEBINDO Energy Outlook 2026 dengan tema "Energy Outlook: Strengthening Indonesia's Energy Supply Chain". Acara tersebut menjadi ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • PLTA di Sungai Mamberamo Bakal Jadi Solusi Energi Hijau Berkelanjutan di Papua, Kok Bisa?
    Berita Hari Ini

    PLTA di Sungai Mamberamo Bakal Jadi Solusi Energi Hijau Berkelanjutan di Papua, Kok Bisa?

    Saiful Ardianto 18 Dec 2025 11:11
  • Bisnis Energi ABM Investama: Memperkuat Posisi dengan Fasilitas Kredit Rp4,2 Triliun
    Berita Hari Ini

    Bisnis Energi ABM Investama: Memperkuat Posisi dengan Fasilitas Kredit Rp4,2 Triliun

    Saiful Ardianto 17 Dec 2025 14:36
  • Pasokan Energi Jelang Libur Nataru: Pertamina Siapkan Semua Sumber Energi
    Berita Hari Ini

    Pasokan Energi Jelang Libur Nataru: Pertamina Siapkan Semua Sumber Energi

    YOGYAKARTA - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru 2025-2026, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan kesiapan mereka dalam menyediakan pasokan energi jelang libur Nataru yang cukup untuk mendukung kelancaran ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Waduk PLTA Koto Panjang: Ketinggian Air Naik 12 Cm, Kondisi Masih Aman?
    Berita Hari Ini

    Waduk PLTA Koto Panjang: Ketinggian Air Naik 12 Cm, Kondisi Masih Aman?

    Saiful Ardianto 15 Dec 2025 14:54
  • Indonesia di Pusat Transisi Energi Global Jadi Alasan Hilirisasi Jadi Fondasi Ekonomi Masa Depan?
    Berita Hari Ini

    Indonesia di Pusat Transisi Energi Global Jadi Alasan Hilirisasi Jadi Fondasi Ekonomi Masa Depan?

    Saiful Ardianto 15 Dec 2025 11:59

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Waduk PLTA Koto Panjang: Ketinggian Air Naik 12 Cm, Kondisi Masih Aman?
Berita Hari Ini

1

Waduk PLTA Koto Panjang: Ketinggian Air Naik 12 Cm, Kondisi Masih Aman?

Indonesia di Pusat Transisi Energi Global Jadi Alasan Hilirisasi Jadi Fondasi Ekonomi Masa Depan?
Berita Hari Ini

2

Indonesia di Pusat Transisi Energi Global Jadi Alasan Hilirisasi Jadi Fondasi Ekonomi Masa Depan?

Bisnis Energi ABM Investama: Memperkuat Posisi dengan Fasilitas Kredit Rp4,2 Triliun
Berita Hari Ini

3

Bisnis Energi ABM Investama: Memperkuat Posisi dengan Fasilitas Kredit Rp4,2 Triliun

Pasokan Energi Jelang Libur Nataru: Pertamina Siapkan Semua Sumber Energi
Berita Hari Ini

4

Pasokan Energi Jelang Libur Nataru: Pertamina Siapkan Semua Sumber Energi

PLTA di Sungai Mamberamo Bakal Jadi Solusi Energi Hijau Berkelanjutan di Papua, Kok Bisa?
Berita Hari Ini

5

PLTA di Sungai Mamberamo Bakal Jadi Solusi Energi Hijau Berkelanjutan di Papua, Kok Bisa?

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up