Djawanews.com – Nahdlatul Ulama yang didirikan lebih seratus tahun yang lalu, adalah wujud dari upaya memperjuangkan dan mencita-citakan peradaban, yaitu membangun peradaban yang lebih mulia bagi seluruh umat manusia. Peradaban ini sepanjang sejarah, dibangun di atas dua pondasi utama. Yang pertama adalah ketuhanan, yaitu peradaban harus dibangun di atas keimanan kepada Tuhan. Yang kedua, peradaban itu dibangun di atas prinsip persaudaraan.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH. Yahya Cholil Staquf, dalam pengarahannya setelah melantik Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Papua Selatan pada Senin (5/5/2025). Menurutnya, pelantikan ini sekaligus menjadi momentum penting untuk meneguhkan semangat persaudaraan dan merawat harmoni kebangsaan di wilayah paling timur Indonesia.
“Kita seluruh umat manusia adalah saudara yang setara, tanpa ada perbedaan apa pun latar belakang kita. Prinsip persaudaraan ini dirangkum dalam serangkaian norma, yang oleh Ketua Umum PBNU yang lalu, KH. Said Agil Sirodj, disebut sebagai trilogi ukhuwah: ukhuwah Islamiyah (persaudaran antara umat Islam), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan antara sesama warga bangsa) dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan antara sesama manusia).” tegas Gus Yahya.
Menurutnya, ketiganya saling terkait dan menjadi syarat satu sama lain dalam menjaga harmoni kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Perbedaan suku, bangsa, ras, bahasa dan budaya tidak menjadikan Indonesia dengan penduduk berjumlah lebih dari 285 juta terpecah-pecah.
“Dan mari kita lihat bangsa Indonesia ini. Bagaimana mungkin Indonesia dengan sedemikian banyak manusia, suku, bahasa, etnik, perbedaan ras, perbedaan keturunan, perbedaan nasab ini bisa bersatu sebagai bangsa bila dalam lubuk hati kita yang terdalam tidak ada kesadaran bahwa kita semua adalah saudara sesama manusia, saudara sesama anak-anak Adam ‘alayhis salam, yang setara semuanya di antara kita. Maka persaudaraan sebangsa hanya mungkin dibangun bila ada di antara kita kesadaran akan ukhuwah basyariyah. Jadi kalau kita dengar ada orang-orang ribut tentang nasab maka itu sebenarnya orang-orang yang kurang kerjaan, karena nasab apapun sesungguhnya kita semua satu nasab, yaitu bernasab kepada Sayyidina Adam ‘alayhis salam.” ujarnya.
Acara pelantikan ini dihadiri sejumlah tokoh nasional dan daerah, antara lain Katib Am PBNU KH. Ahmad Said Asrori, Wakil Ketua Umum PBNU Dr. KH. Amin Said Husni, Katib Syuriyah PBNU Dr. H. Hilmy Muhammad, MA, Gubernur Papua Selatan Prof. Dr. Apolo Safanpo, ST, MT, Wakil Bupati Merauke Dr. Fauzun Nihayah, SHI, MH, serta sejumlah anggota DPR RI dan DPD RI dari Dapil Papua Selatan.
Pelantikan yang dipandu Wakil Ketua Umum PBNU, Dr. KH. Amin Said Husni, menetapkan KH. Syamsul Qomar, M.Pd. sebagai Rais Syuriyah, dan KH. Mohammad Arifin sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU Papua Selatan.
Dalam sambutannya, KH. Mohammad Arifin mengungkapkan rasa syukur dan memohon doa agar mampu mengemban amanah ini dengan baik. “Kami berharap seluruh keluarga besar NU di Papua Selatan bersatu padu membangun kejayaan NU di wilayah ini,” ucapnya.
Selanjutnya, PWNU Papua Selatan diberi masa khidmah selama dua tahun sebagai periode percobaan, mengingat status wilayah ini sebagai daerah pemekaran baru. Dalam periode tersebut, PWNU ditargetkan membentuk kepengurusan lengkap di tingkat MWC (Majelis Wakil Cabang) dan PCNU (Pengurus Cabang NU) se-Papua Selatan.
Sementara itu, Gubernur Papua Selatan, Prof. Dr. Apolo Safanpo, menyambut hangat kehadiran jajaran PBNU dan pelantikan PWNU Papua Selatan. Ia menyatakan komitmennya untuk bermitra dengan NU dalam menjaga nilai-nilai kebhinnekaan dan membangun situasi kondusif di wilayahnya. “PWNU diharapkan menjadi jembatan antara pemerintah dan masyarakat dalam merawat toleransi dan kedamaian di tanah Papua Selatan,” ungkapnya.
Senada, Wakil Bupati Merauke, Dr. Fauzun Nihayah, yang juga kader Fatayat NU, mengajak seluruh pengurus yang dilantik untuk aktif bersinergi membangun daerah. “Membangun Merauke tidak hanya tugas pemerintah, tetapi juga tugas kita bersama, termasuk warga NU,” tuturnya.
Rangkaian acara diakhiri dengan peletakan batu pertama pembangunan gedung dan masjid PWNU Papua Selatan, serta orientasi pengurus PCNU dan perwakilan banom di lingkungan PWNU Papua Selatan. Anggota DPD RI, Gus Adib Fuad, turut menyatakan harapannya agar konsolidasi NU Papua Selatan dapat berjalan lancar sesuai amanah PBNU.
Pelantikan ini menjadi tonggak sejarah baru bagi NU di Papua Selatan, sebagai wujud nyata komitmen Nahdlatul Ulama dalam merawat persaudaraan, memperkuat kebangsaan, dan membangun peradaban dari ujung timur Indonesia.