Djawanews.com – Menteri pertahanan Bulgaria Stefan Yanev menggemparkan media sosial setempat dengan pernytaannya yang menyebut invasi Rusia ke Ukraina tidak boleh disebut ‘perang’. Akibatnya, Bulgaria memutuskan untuk mencopot Yanev dari jabatannya.
Yanev menyerukan kepada orang-orang untuk tidak menggunakan istilah 'perang' dengan seenaknya. Ia menyarankan sebaiknya menggunakan istilah 'operasi militer' seperti sebutan yang digunakan Presiden Vladimir Putin.
Ia mengklaim kata 'perang' juga tidak digunakan dalam dokumen NATO atau UE, dikutip dari Euro News.
Pada bulan Desember, Yanev enggan menyambut pasukan NATO di tanah Bulgaria, dengan alasan bahwa "ini akan meningkatkan ketegangan di kawasan".
Mantan jenderal militer itu juga merupakan sekutu dekat Presiden Bulgaria Rumen Radev dan sebelumnya menjabat sebagai wakil perdana menteri, sebelum diserahkan peran PM sementara April lalu selama beberapa bulan.
Perdana Menteri Bulgaria Kiril Petkov mengkonfirmasi pencopotan Yanev pada Senin (28/2). Keputusan itu sedang diratifikasi oleh dewan menteri luar biasa dan kemudian oleh parlemen.
Yanev bereaksi atas rencana pemecatannya itu dengan kembali menulis di Facebook, bahwa semua tindakannya didasarkan pada kepentingan Bulgaria dan pemecatannya adalah akibat dari serangan politik.
Yanev juga mengklaim pemecatannya akan membahayakan keamanan nasional Bulgaria.