Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Melejitnya Konsumsi Ganja Medis di Dunia & Kontroversi yang Mengiringinya

Melejitnya Konsumsi Ganja Medis di Dunia & Kontroversi yang Mengiringinya

Usman Mahendra
Usman Mahendra 16 Juli 2022 at 12:21pm

Dilansir dari blog.netray.id: Penggunaan ganja untuk keperluan medis di seluruh dunia angkanya terus meningkat. Sejumlah negara telah melegalkan ganja terutama untuk keperluan medis. Di Indonesia wacana ganja sebagai pengobatan medis masih mengundang kontroversi.

Pada Desember 2020 Komisi Narkotika PBB (The UN Commission on Narcotic Drugs/CND) melakukan pemungutan suara untuk mengeluarkan ganja dari daftar zat adiktif berbahaya. Dari 53 negara anggota sebanyak 27 negara setuju mengeluarkan ganja dari daftar, sedangkan 25 menolak dan 1 abstain.

Dengan hasil pemungutan suara itu CND telah membuka pintu untuk mengakui potensi obat dan terapeutik obat dari ganja, meskipun penggunaannya untuk tujuan non-medis dan non-ilmiah akan tetap ilegal.

Meski CND baru membuka pintu pengakuan terhadap potensi ganja secara medis di akhir 2020, tetapi United Nation Office on Drugs and Crime (UNODC) dalam World Drug Report 2022 menyebut konsumsi ganja untuk keperluan medis sudah mulai menggeliat sejak 2011. Saat ini terdapat 64 negara yang mengizinkan penggunaan ganja untuk medis dengan berbagai tingkat pembatasan.

Dari 64 negara ada sekitar 40 negara yang memberikan laporan terkait jumlah stok, produksi, dan konsumsi ganja untuk medis. Data menunjukkan pada 2016 mulai terjadi peningkatan konsumsi ganja medis yang signifikan lebih dari 200 ton dalam setahun. Dan pada 2020 telah meningkat 4 kali lipat lebih, total konsumsi lebih dari 800 ton.

Namun, tingkat konsumsi masih tak sebanding dengan tingkat produksi ganja medis padahal stok ganja medis jumlahnya sangat menumpuk. Bahkan pada 2020 stok ganja untuk keperluan medis mencapai 1.700 ton, sementara produksinya baru 650 ton.

Rendahnya produksi ganja medis itu lantaran masih banyak negara yang belum melegalisasi ganja sehingga penelitian penggunaan ganja medis masih minim. Selama ini produksi ganja medis masih sangat didominasi Inggris dan Kanada yang menyumbang 71% total produksi pada 2020.

Penelitian Manfaat Ganja untuk Medis

Puluhan negara yang telah melegalkan ganja terutama untuk keperluan medis bukan tanpa alasan. Sejumlah penelitian yang menunjukkan manfaat ganja untuk menyembuhkan sejumlah penyakit adalah dasar utamanya.

Publikasi terbaru mengenai ganja medis berjudul “Cannabis-Based Medicine in Treatment of Patients with Gilles De La Tourette Syndrome” oleh Natalia Szejko dkk (2022) menyimpulkan bahwa senyawa yang ada dalam ganja dapat menyembuhkan orang dengan gilles de la tourette syndrome (GTS) atau latah.

Penelitian itu menyebut terdapat dua uji coba terkontrol acak kecil menggunakan senyawa Tetrahidrokanabinol (THC) dalam ganja yang menunjukkan keamanan dan kemanjuran intervensi dalam pengobatan tics atau gangguan gerakan atau ucapan di luar kendali  pada pasien latah. Sementara itu bukti lain penggunaan ganja medis untuk penderita latah memang masih berkembang, sebagian besar studi masih terbatas pada laporan kasus, seri kasus, dan studi terbuka yang tidak terkontrol.

Kemudian dalam penelitian yang dilakukan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat atau Food and Drug Administration (FDA) pada 2020 menyebutkan bahwa senyawa turunan ganja memiliki manfaat untuk dunia kesehatan. Senyawa tersebut adalah THC dan Cannabinoid (CBD). Kedua senyawa ini banyak disebut memiliki berbagai manfaat untuk menyembuhkan beberapa penyakit.

Hasil penelitian FDA beberapa penyakit yang dapat diobati dengan kedua senyawa tersebut yakni kejang pada penderita jenis epilepsi seperti sindrom lennox gastaut dan dravet, kemudian penderita tuberous sclerosis complex atau kelainan multisistem genetik langka yang menyebabkan tumor berkembang di berbagai bagian tubuh.

Kemudian, dalam buku Hikayat Pohon Ganja oleh Tim Lingkar Ganja Nusantara yang diterbitkan Kompas Gramedia pada 2011 mengungkapkan terdapat kurang lebih 30 penyakit yang dapat disembuhkan oleh ganja. Tim Lingkar Ganja Nusantara memaparkan beberapa penelitian ilmiah yang menguji senyawa ganja untuk menyembuhkan beberapa penyakit tersebut. 

Dalam buku Hikayat Pohon Ganja memaparkan secara detail bagaimana senyawa THC dan CBD yang ada dalam ganja mampu mengobati 30 penyakit. Tidak sedikit percobaan yang dilakukan di luar negeri untuk meneliti apakah senyawa tersebut memang ajaib dalam menyembuhkan penyakit-penyakit tersebut. Hasilnya menjelaskan bahwa beberapa penyakit dapat sembuh total dan bahkan hilang dengan senyawa yang hanya dimiliki oleh ganja. 

Scientific American, Inc juga menyebutkan bahwa otak manusia menghasilkan molekul misterius bernama endocannabinoid yang berperan dalam hampir semua fisiologis manusia. Kenyataannya cannabinoid yang dihasilkan tanaman ganja juga memiliki fungsi yang sama dengan molekul endocannabinoid.

Hasil penelitian-penelitian inilah yang kemudian menjadi pemantik FDA untuk menguji senyawa THC dan CBD dalam dunia medis. Pertama THC, senyawa ini dapat menghambat, menghentikan laju penyebaran berbagai penyakit saraf. Kedua CBD, senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, anti inflamasi, apoptosis (penghancuran diri sendiri pada sel-sel kanker, glioma dan pada saat yang bersamaan melindungi sel saraf yang masih sehat).

Selain memiliki banyak manfaat, kedua senyawa ini juga memiliki efek samping apabila digunakan sebagai pengobatan. Senyawa THC dan CBD dapat membuat cedera hati, berdampak pada kesuburan pria, dan dapat mempengaruhi obat lain yang dikonsumsi. 

Setidaknya sampai saat ini UNODC mengungkap terdapat beberapa obat-obatan berbasis senyawa Cannabinoid yang telah disetujui untuk penggunaan medis di sejumlah negara. Adapun beberapa obat tersebut yakni Dronabinol, Nabilone, Nabiximols, dan Epidolex.

Kontroversi Ganja  

Selain penolakan yang disampaikan 25 anggota CND, sejumlah negara non anggota seperti Singapura, Iran, Chili, dan Indonesia juga memberikan pernyataan penolakan. 

Meski dalam sejumlah penelitian secara medis ganja memiliki manfaat, namun ganja dinilai lebih banyak efek samping yang lebih buruk. Indonesia dalam pernyataan resminya menyatakan kekecewaan terhadap hasil pemungutan suara untuk mengeluarkan ganja dari daftar zat adiktif.

Indonesia secara tegas mempertahankan konsensus lama bahwa ganja merupakan zat adiktif berbahaya. “Ada bukti yang jelas bahwa penggunaan ganja dan zat terkait ganja telah membawa lebih banyak ruginya daripada manfaatnya. Untuk itu, Indonesia menghimbau kepada semua pihak terkait untuk berhati-hati memutuskan tindakan selanjutnya setelah keputusan komisi untuk menerima rekomendasi yang telah mendukung pemanfaatan ganja medis”.

Pernyataan Indonesia itu mempertegas posisi Indonesia dalam hal pemanfaatan ganja sehingga upaya-upaya penggunaan ganja untuk medis di dalam negeri masih menjadi kontroversi.

Dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, ganja merupakan golongan obat terlarang. Sehingga meskipun banyak penelitian yang menyebutkan manfaat ganja untuk medis, selama Undang-Undang tersebut masih berlaku akan sangat sulit memanfaatkan ganja untuk keperluan medis di Indonesia.

Hal itu juga tercermin ketika baru-baru ini Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendorong Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk melakukan kajian tentang fatwa penggunaan ganja medis, namun malah memicu sentimen negatif warganet.

Opini Warganet Soal Ganja Medis

Melihat lebih detail bagaimana warganet memperbincangkan ganja medis, hasil pantaun Netray di Twitter periode 6 Juni-5 Juli 2022 dengan kata kunci “ganja && medis” menunjukkan pro dan kontra.

Gambar 1. Statistik analisis topik ganja medis di Twitter

Perbincangan warganet menggema sebanyak 16,3 ribu twit dengan 2.506 sentimen positif dan 6.323 sentimen negatif. Meski sentimen negatif lebih banyak, tetapi adanya 2 ribu lebih twit bersentimen positif menunjukkan pro dan kontra yang dinamis.

Opini warganet dengan sentimen negatif berupa penolakan untuk melegalkan ganja sebagai obat. Meski ganja ditujukan untuk kepentingan medis, tidak sedikit menilai bahwa ganja cukup beresiko. Warganet juga meminta pemerintah untuk mencari obat alternatif selain ganja apabila wacana pelegalan ganja akan direalisasikan. 

Gambar 2. Sampel twit sentimen negatif

Sementara itu twit warganet dengan sentimen positif dipenuhi dengan opini yang sepakat dengan wacana pemerintah. Sebagian warganet menilai apabila ganja memang bermanfaat untuk medis dan tidak disalahgunakan maka dilegalkan pun tidak masalah. 

ganja
Gambar 3. Sampel twit sentimen positif

Selain itu warganet juga mengungkapkan bahwa kegunaan ganja medis tidaklah sembarang, harus menggunakan resep dokter. Sehingga warganet percaya bahwa nantinya pemerintah akan lebih serius mengkaji tanaman ganja untuk medis agar hasil kajiannya dapat menjadi legitimasi ilmiah.   

Editor: Irwan Syambudi

Bagikan:
#ganja

Berita Terkait

    Diuber Buzzer? Beginilah Cara Delete Akun Medsos dengan Mudah
    Berita Hari Ini

    Diuber Buzzer? Beginilah Cara Delete Akun Medsos dengan Mudah

    Djawanews.com – Belakangan media sosial menjadi tidak ramah kepada kaum pengkritik. Kaum Buzzer belakangan sering berkomentar jahat hingga doxing. Cara yang bisa dilakukan adalah delete akun medsos. ....
    Janu Wisnanto
    Janu Wisnanto
  • Pemprov Sumsel Sediakan 15 Bus untuk Melayani Mudik Lebaran 2023 Gratis
    Berita Hari Ini

    Pemprov Sumsel Sediakan 15 Bus untuk Melayani Mudik Lebaran 2023 Gratis

    Muhammad Hadi 23 Mar 2023 13:34
  • Mahfud MD Bilang Boleh Saja Ceramah Politik di Rumah Ibadah, Asal Politik Kebangsaan
    Berita Hari Ini

    Mahfud MD Bilang Boleh Saja Ceramah Politik di Rumah Ibadah, Asal Politik Kebangsaan

    Muhammad Hadi 23 Mar 2023 09:20
  • Sebut Aura Jokowi Sebagian Pindah ke Menhan, Kepala BIN Doakan Prabowo Sukses Pilpres 2024
    Berita Hari Ini

    Sebut Aura Jokowi Sebagian Pindah ke Menhan, Kepala BIN Doakan Prabowo Sukses Pilpres 2024

    Djawanews.com – Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Budi Gunawan atau akrab disapa BG menyebut sebagian aura Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah pindah ke Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. ....
    Muhammad Hadi
    Muhammad Hadi
  • Heru Budi Tetapkan Jam Kerja ASN DKI Selama Ramadan, Masuk Jam 7 Pagi dan Pulang Jam 2 Siang
    Berita Hari Ini

    Heru Budi Tetapkan Jam Kerja ASN DKI Selama Ramadan, Masuk Jam 7 Pagi dan Pulang Jam 2 Siang

    Muhammad Hadi 22 Mar 2023 15:36
  • Menyambut Ramadhan Warga Dusun Druwo Melakukan Gotong-Royong di Masjid
    Berita Hari Ini

    Menyambut Ramadhan Warga Dusun Druwo Melakukan Gotong-Royong di Masjid

    Muhammad Hadi 21 Mar 2023 22:49

Anda Harus Tahu

Benarkah Nikah Muda Tingkatkan Kanker Serviks? Berikut Penjelasannya
Kesehatan

Benarkah Nikah Muda Tingkatkan Kanker Serviks? Berikut Penjelasannya

Dijuluki Tanaman Ajaib oleh WHO, Ini Kandungan Gizi dalam Daun Kelor
Lifestyle

Dijuluki Tanaman Ajaib oleh WHO, Ini Kandungan Gizi dalam Daun Kelor

Sering Disepelekan, Inilah Bahaya Begadang Jangka Pendek dan Panjang
Kesehatan

Sering Disepelekan, Inilah Bahaya Begadang Jangka Pendek dan Panjang

Tiap Hari Diguyur Hujan, Awas Penyait Ini Siap Mengintai
Kesehatan

Tiap Hari Diguyur Hujan, Awas Penyait Ini Siap Mengintai

Cara Mudah Membersihkan Paru-paru dari Dahak yang Berlebih
Kesehatan

Cara Mudah Membersihkan Paru-paru dari Dahak yang Berlebih

Perlu Diwaspadai, Ini Ciri-ciri Tubuh Kekurangan Gula Darah
Kesehatan

Perlu Diwaspadai, Ini Ciri-ciri Tubuh Kekurangan Gula Darah

Populer

Kemenkeu Dinilai Banyak Skandal, Warganet Minta Sri Mulyani Mundur
Berita Hari Ini

1

Kemenkeu Dinilai Banyak Skandal, Warganet Minta Sri Mulyani Mundur

<strong>5 Kedai Ramen di Jogja Paling Direkomendasikan Warganet</strong>
Berita Hari Ini

2

5 Kedai Ramen di Jogja Paling Direkomendasikan Warganet

Guru yang Dipecat Usai Komentari IG RK Enggan Ajukan Gugatan
Berita Hari Ini

3

Guru yang Dipecat Usai Komentari IG RK Enggan Ajukan Gugatan

Menyambut Ramadhan Warga Dusun Druwo Melakukan Gotong-Royong di Masjid
Berita Hari Ini

4

Menyambut Ramadhan Warga Dusun Druwo Melakukan Gotong-Royong di Masjid

Demo dan Penolakan Safari Politik Anies Baswedan di Beberapa Daerah
Berita Hari Ini

5

Demo dan Penolakan Safari Politik Anies Baswedan di Beberapa Daerah

Pilihan Editor

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu 50 Kg Asal Malaysia
Kriminal

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu 50 Kg Asal Malaysia

Spanduk Ridwan Kamil ‘Menjadi Jabar Sangsara’ Muncul di Garut, Ini Tanggapan Wagub
Berita Hari Ini

Spanduk Ridwan Kamil ‘Menjadi Jabar Sangsara’ Muncul di Garut, Ini Tanggapan Wagub

Presiden Jokowi Soal Sosok Pengganti Zainudin Amali sebagai Menpora: Muda!
Berita Hari Ini

Presiden Jokowi Soal Sosok Pengganti Zainudin Amali sebagai Menpora: Muda!

Bercinta di Malam Pertama Bisa Bikin Anyang-anyangan, Benarkah?
Kesehatan

Bercinta di Malam Pertama Bisa Bikin Anyang-anyangan, Benarkah?

Bentar Lagi Ramadan, Pemprov DKI Kembali Gelar 67 Titik Pasar Murah
Berita Hari Ini

Bentar Lagi Ramadan, Pemprov DKI Kembali Gelar 67 Titik Pasar Murah

Putri Leonor Bakal Jalani Pelatihan Militer Tiga Tahun sebagai Persiapan Jadi Ratu Spanyol
Berita Hari Ini

Putri Leonor Bakal Jalani Pelatihan Militer Tiga Tahun sebagai Persiapan Jadi Ratu Spanyol

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2023 Djawanews Media Utama
arrow-up