Djawanews.com - Instalasi energi baru terbarukan (EBT) di Amerika Serikat diperkirakan akan mengalami penurunan drastis setelah 2027. Hal ini disebabkan oleh penghapusan kredit pajak untuk proyek tenaga angin dan surya yang terkandung dalam undang-undang ekonomi yang disahkan di bawah kepresidenan Donald Trump.
Penurunan Instalasi Energi Baru Terbarukan: Dampak Penghapusan Insentif Pajak
Menurut laporan BloombergNEF, instalasi energi baru terbarukan tahunan di AS bisa anjlok hingga 41%, dengan proyeksi penurunan kapasitas energi terbarukan dari 81 gigawatt (GW) pada 2027 menjadi hanya 48 GW pada 2028.
Penurunan itu terjadi karena proyek angin dan surya kehilangan kelayakan untuk mendapatkan insentif pajak, yang menjadi pendorong utama pertumbuhan sektor ini selama beberapa tahun terakhir.
Meskipun energi terbarukan sering kali menjadi sumber listrik termurah, laporan ini menunjukkan bahwa industri energi bersih AS masih sangat bergantung pada subsidi.
Penghapusan insentif pajak federal mengancam kelangsungan proyek angin dan surya yang telah menjadi sumber utama pembangkit listrik baru di AS. Penurunan tajam tersebut datang pada waktu yang kritis, ketika permintaan energi diperkirakan akan meningkat tajam karena pusat data yang mendukung kecerdasan buatan.
Penurunan signifikan dalam instalasi pembangkit listrik tenaga angin, surya, dan penyimpanan energi hingga 2030 diperkirakan akan menurunkan 23% dari kapasitas yang sebelumnya diperkirakan.
Pembangkit listrik tenaga angin darat diproyeksikan akan turun 50%, sementara tenaga surya dan penyimpanan energi akan mengalami penurunan masing-masing sebesar 23% dan 7%. Industri tenaga surya akan paling terdampak, dengan hanya 30% dari proyek tenaga surya yang direncanakan mampu tetap kompetitif tanpa subsidi.
Penurunan tajam dalam instalasi energi baru terbarukan di AS setelah 2027 menjadi indikasi bahwa kebijakan pajak dan subsidi sangat menentukan bagi kelangsungan sektor energi bersih.
Penghapusan insentif pajak dapat menghambat pertumbuhan sektor ini, yang sebelumnya telah menjadi tulang punggung pembangkit listrik baru di negara tersebut. Untuk menjaga keberlanjutan energi terbarukan, diperlukan kebijakan yang lebih mendukung dan mempercepat transisi energi bersih.
Demikian informasi seputar instalasi energi baru terbarukan di AS. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.