Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Melacak Isu Penundaan Pemilu yang Tak Sepenuhnya Didukung Warganet

Melacak Isu Penundaan Pemilu yang Tak Sepenuhnya Didukung Warganet

Usman Mahendra
Usman Mahendra 19 Maret 2022 at 12:12pm

Dilansir dari blog.netray.id: Wacana penundaan pemilu 2024 mengemuka setidaknya dalam satu tahun terakhir. Perbincangan meningkat tatkala sejumlah pejabat dan politisi terang-terangangan menyampaikan wacana itu ke publik dengan klaim dukungan dari masyarakat berbasis big data. Namun berdasarkan analisis data Netray, wacana itu tak sepenuhnya meraih dukungan publik.

Netray melakukan pemantauan perbincangan Twitter dan pemberitaan media daring untuk melacak bagaimana isu penundaan pemilu bergulir dalam kurun waktu satu tahun terakhir. Pemantauan dilakukan rentang waktu satu tahun mulai 16 Maret 2021 sampai 16 Maret 2022 menggunakan kata kunci “ditunda && pemilu, menunda && pemilu, tunda && pemilu, penundaan && pemilu, dan 3 periode”.

Pantaun Twitter menunjukkan ada 113 ribu twit atau cuitan yang menyebut soal penundaan pemilu dalam satu tahun terakhir. Dari jumlah itu sangat dominan twit sentimen negatif yakni sebanyak 67,7 ribu, sedangkan sentimen positif hanya 20 ribu.

Gambar 1. Statistik perbincangan di Twitter soal penundaan pemilu

Sentimen negatif ini muncul dengan menyebut kata-kata yang bernada komplain, mengkritik bahkan olokkan. Hal ini dapat dilihat berdasarkan kata berimpresi negatif yang sering muncul.

Kata “goblok” adalah yang paling sering muncul sebanyak 343 kali. Kata itu memiliki kecenderungan opini penolakan terhadap wacana penundaan pemilu. Kata “goblok” banyak digunakan untuk mengungkapkan opini terhadap subjek yang melontarkan atau terang-terangan mendukung dan melempar wacana penundaan pemilu.

Selain kata itu ada kata “susah” yang muncul sebanyak 331 kali. Kata ini juga memiliki kecenderungan opini penolakan terhadap wacana penundaan pemilu. “Susah” digunakan untuk mengungkapkan keluhan warganet terhadap situasi pemerintahan Jokowi, sehingga dinilai tak patut periode pemerintahannya diperpanjang.

Kata lain yang juga muncul bernada negatif adalah “amburadul, jelek dan kecewa”. Kata itu juga cenderung digunakan warganet mengungkapkan penolakan terhadap wacana penundaan pemilu.

Gambar 2. Statistik Top Complaints di Twitter soal penundaan pemilu

Gambar 3. Cuitan kata “goblok”

Gambar 4. Cuitan kata “susah”

Kata-kata negatif yang kerap muncul itu juga kecenderungan membawa-bawa nama presiden Jokowi. Sebab dari keseluruhan orang yang paling banyak disebut, nama “Jokowi” berada diurutan paling atas dengan total penyebutan 51.203 kali.

Kemudian puluhan ribu twit yang didominasi sentimen negatif itu berasal dari mana saja? Jika dilihat dari analisis akun berdasarkan jenis kelamin yang dapat teridentifikasi oleh Netray melalui karakteristik nama akun, sekurang-kurangnya ada 33,7 ribu akun yang mencuit soal wacana penundaan pemilu selama setahun. Terdiri dari 28 ribu laki-laki dan 5,7 ribu perempuan.

Gambar 5. Statistik Top Accounts dan Top People di Twitter soal penundaan pemilu

Akun yang paling populer dari segi jumlah cuitan manapun impresi dari warganet berupa like hingga komentar adalah akun yang pro dengan oposisi pemerintah. Tiga akun terpopuler itu di antaranya adalah adalah @democrazymedia, @OposisiCerdas, dan @geloraco. Akun-akun tersebut mencuit artikel-artikel yang kontrak terhadap wacana penundaan pemilu.

“Menolak” Penundaan Pemilu, Banyak Muncul di Media Online

Perputaran isu penundaan pemilu di media online agak beda. Netray mengidentifikasi sentimen positif lebih mendominasi dalam setahun terakhir. Dari total  8.262 pemberitaan yang berasal dari 143 media, sebanyak 4.348 di antaranya bersentimen positif dan 2.179 bersentimen negatif.

Sentimen negatif atau positif yang tergambar pada headline media online, memang tak dapat serta merta diasosiasikan dengan setuju atau tolak penundaan pemilu. Sentimen negatif muncul atau teridentifikasi hanya ketika kata-kata yang memiliki arti dan pemaknaan negatif muncul.

Gambar 6. Daftar kata yang paling banyak muncul di pemberitaan dan sampel pemberitaan

Namun dari analisis pemberitaan selama satu tahun itu dapat diketahui pula kecenderungan antara setuju atau menolak wacana penundaan pemilu. Sebab hasil analisis menunjukkan “setuju” dan “menolak” masuk dalam daftar kata yang cukup banyak muncul dalam pemberitaan.

Hasil analisis Netray menunjukkan kata “menolak” muncul sebanyak 5.237 kali lebih sering muncul dibandingkan kata “setuju” yang hanya muncul 3.722 kali. Artinya terdapat kecenderungan pemberitaan penolakan wacana penundaan pemilu lebih banyak. 

Runutan Wacana Tunda Pemilu

Kapan pemberitaan di media online ataupun perbincangan di Twitter itu terjadi dan apa pemicunya? Jika berdasarkan pemantauan selama satu tahun terakhir baik di Twitter maupun media online memiliki momentum dan pemantik yang sama atau saling terkait.

Pemberitaan awal periode pemantauan yakni pada 16 Maret 2021 isu yang muncul adalah soal Presiden Jokowi yang mengatakan tak berminat menjadi Presiden 3 periode, kemudian disambung pernyataan Menteri Dalam Negeri yang saat rapat di DPR mengatakan bahwa Pemilu 2024 tidak dapat ditunda. Saat itu pemberitaan dan perbincangan di Twitter belum terlalu ramai. 

Gambar 7. Peak Time media daring soal penundaan pemilu

Gambar 8. Peak Time di Twitter soal penundaan pemilu

Intensitas pemberitaan mulai ramai awal Juni 2021 ketika lembaga survei merilis hasil survei bahwa mayoritas masyarakat tak setuju masa jabatan presiden jadi tiga periode. Saat itu pemberitaan mulai ramai, dalam periode itu pemberitaan tertinggi terjadi pada 22 Juni 2021 dengan 118.

Begitu pula dengan perbincangan di Twitter juga meningkat, terjadi pada 20 Juni 2021 terdapat 5.037 ribu cuitan. Akun Twitter Denny Siregar yang dikenal sebagai pendukung Jokowi jadi pusat perbincangan saat ia mencuit  menolak wacana presiden 3 periode.

Berikutnya pada September 2021 wacana itu kembali menyeruak. Namun kembali tenggelam dan mulai melonjak pada akhir Februari 2022 saat Muhaimin Iskandar Ketua Umum PKB mengklaim data yang menyatakan ada lebih dari 100 juta pengguna media sosial dan 60% di antaranya setuju penundaan pemilu. Pemberitaan jadi ramai, begitu pula perbincangan di Twitter yang mempertanyakan klaim itu.

Gambar 9. Pemberitaan klaim awal soal banyak yang setuju pemilu ditunda

Intensitas isunya makin membesar, tatkala Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan juga membenarkan klaim dari Muhaimin yang disebutkan berasal dari analisis big data. Puncaknya pada 16 Maret 2022 dalam sehari total ada 7.704 cuitan. Sedangkan untuk puncak pemberitaan terjadi pada 1 Maret 2021 dengan total 268 pemberitaan dalam sehari.

Simak analisis lainnya melalui https://blog.netray.id/ dan analisis mendalam Netray melalui https://medium.com/@netrayID

Editor: Ananditya Paradhi

Bagikan:
#pemilu#PEMILU 2024#penundaan pemilu#POLITIK

Berita Terkait

    Kemensos Gelar Retret Kepala Sekolah, Samakan Persepsi soal Sekolah Rakyat
    Berita Hari Ini

    Kemensos Gelar Retret Kepala Sekolah, Samakan Persepsi soal Sekolah Rakyat

    Djawanews.com – Kementerian Sosial (Kemensos) RI menggelar retret tahap pertama bagi 53 kepala sekolah yang telah lulus seleksi formasi Kepala Sekolah Rakyat. Pembekalan ini dilaksanakan di Pusdiklatbangprof Kemensos, ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Bambang Pacul Sebut PDIP Bakal Tulis Ulang Sejarah sebagai Tandingan Versi Pemerintah
    Berita Hari Ini

    Bambang Pacul Sebut PDIP Bakal Tulis Ulang Sejarah sebagai Tandingan Versi Pemerintah

    MS Hadi 17 Jun 2025 15:02
  • Puan: Pemerintah Harus Memastikan Keselamatan WNI di Tengah Konflik Iran-Israel
    Berita Hari Ini

    Puan: Pemerintah Harus Memastikan Keselamatan WNI di Tengah Konflik Iran-Israel

    MS Hadi 17 Jun 2025 13:09
  • Wamendagri: Penetuan Batas Wilayah Menimbang Fakta Historis, Politis dan Sosial Budaya
    Berita Hari Ini

    Wamendagri: Penetuan Batas Wilayah Menimbang Fakta Historis, Politis dan Sosial Budaya

    Djawanews.com – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan penentuan batas wilayah, termasuk sengketa empat pulau di perbatasan Aceh-Sumatera Utara (Sumut), tidak hanya didasarkan pada ....
    MS Hadi
    MS Hadi
  • Kecelakaan Balon Udara di Turki: 12 WNI Cedera, Pilot Meninggal Dunia
    Berita Hari Ini

    Kecelakaan Balon Udara di Turki: 12 WNI Cedera, Pilot Meninggal Dunia

    MS Hadi 17 Jun 2025 10:14
  • Pemprov DKI Siap Bangun PLTSa di Empat Lokasi, Tinggal Tunggu Perpres
    Berita Hari Ini

    Pemprov DKI Siap Bangun PLTSa di Empat Lokasi, Tinggal Tunggu Perpres

    MS Hadi 17 Jun 2025 08:32

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

DPR Akan Masukkan Putusan MK soal Sekolah Gratis ke RUU Sisdiknas
Berita Hari Ini

1

DPR Akan Masukkan Putusan MK soal Sekolah Gratis ke RUU Sisdiknas

Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 1.000 Meter di Atas Puncak
Berita Hari Ini

2

Gunung Semeru Erupsi Lagi, Tinggi Letusan Capai 1.000 Meter di Atas Puncak

Ramai soal BPJS Hewan, Pemprov DKI Klarifikasi: Hanya Subsidi Layanan Kesehatan
Berita Hari Ini

3

Ramai soal BPJS Hewan, Pemprov DKI Klarifikasi: Hanya Subsidi Layanan Kesehatan

Pramono Sebut Masih Kaji Wacana Car Free Night di Sudirman-Thamrin
Berita Hari Ini

4

Pramono Sebut Masih Kaji Wacana Car Free Night di Sudirman-Thamrin

Kasatops Armuzna Pastikan Seluruh Jamaah Haji Indonesia Telah Meninggalkan Mina, Tidak Ada yang Tertinggal
Berita Hari Ini

5

Kasatops Armuzna Pastikan Seluruh Jamaah Haji Indonesia Telah Meninggalkan Mina, Tidak Ada yang Tertinggal

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up