Djawanews.com – Wabah virus antraks yang menjangkiti sejumlah peternakan sapi dan kambing di Gunungkidul dalam tiga bulan terakhir menyebabkan omset penjualan daging di kawasan itu turun drastis.
Di Pasar Argosari, Wonosari, salah satu pasar terbesar di Gunungkidul, para pembeli di area penjualan daging tampak begitu sepi. Pada hari Kamis (20/02/2020) misalnya, hanya ada beberapa pedagang yang berjualan, sementara sebagian besar lapak daging tampak kosong.
“Sepi mas, pembelinya turun drastis. Masyarakat masih takut untuk membeli daging karena takut terkena antraks,” kata Waginem, salah seorang pedagang daging di Pasar Argosari, seperti dikutip Djawanews dari SuaraJogja.
Menurut Waginem, sejak isu wabah virus antraks merebak, tak hanya jumlah peminat daging yang sepi, para pedagang juga banyak yang memilih tidak berjualan.
“Sejak ada isu Antraks pembelinya sepi. Banyak yang memilih menutup lebih cepat atau tidak berjualan sama sekali,” ungkap Waginem.
Wabah virus antraks di Gunungkidul dan menurunnya kepercayaan masyarakat
Menanggapi hal tersebut, Sekretaris Disperindag Gunungkidul, Virgilio Soriano mengakui kencangnya isu antraks di Gunungkidul membuat masyarakat khawatir, sehingga berdampak langsung pada penjualan daging sapi yang masih belum stabil.
“Sampai saat ini kami terus berupaya menstabilkan tingkat penjualan dan konsumsi daging sapi agar kembali normal,” kata Virgilio.