Djawanews.com – Penyanyi campursari Didi Kempot tak hanya populer di Indonesia. Dia juga memiliki tempat tersendiri di hati rakyat Suriname. Bahkan, Didi berkali-kali didapuk sebagai ‘The Most Populer Singer In Suriname’. Kisah Didi Kempot sebagai penyanyi paling populer di negara yang pernah menjadi Jajahan Belanda itu sangat menarik untuk disimak.
15 persen dari total penduduk Suriname merupakan keturunan suku Jawa. Mereka sangat menggemari lagu-lagu Didi Kempot. Lord Didi, begitu julukan penggemar untuk penyanyi tersebut, sudah terkenal di Suriname sejak 1980-an. Album-albumnya laku keras dan lagu-lagunya selalu menjadi top hits.
“Didi Kempot tahu selera musik di Suriname dan tidak hanya bernyanyi dalam Bahasa Indonesia, dia juga menyanyi dalam bahasa nasional Suriname (Belanda),” ujar Menteri Dalam Negeri Suriname Soewarto Moestadja saat berkunjung ke Jakarta pada 2013 silam.
Didi Kempot, Penyanyi Terbaik di Suriname
Soewarto mengatakan, Didi pertama kali di kenal oleh warga Suriname pada 1980 dan albumnya saat itu langsung mendapatkan anugrah album terbaik.
“Hingga kini, dia masih populer di industri musik Suriname. Bukan hanya di komunitas Jawa yang ada di sana, tapi orang-orang Suriname memang menggemari musik keroncong dan campursari,” ungkap Soewarto.
Didi Kempot meninggal dunia pada Selasa (5/5/2020) pagi di Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, Jawa Tengah.
Penyanyi berjuluk The Godfather of Broken Heart itu pergi meninggalkan segudang karya musik yang bisa dinikmati oleh semua kalangan hingga belahan dunia lain.
Kendati sebagian besar lirik lagunya berbahasa Jawa, Lagu yang dilantunkan Didi Kempot ramah di telinga penikmatnya di Suriname dan Belanda.
Sepanjang kariernya, Didi telah mengeluarkan 700 judul lagu yang mayoritas mengisahkan kegalauan atau patah hati. Tembang Cidro menjadi awal kepopuleran Didi di Suriname.
“Saya nyanyi ada satu lagu Jawa judulnya ‘Cidro’. Di Indonesia kurang terkenal, ternyata ada turis Suriname di Indonesia, domisili di Belanda, lagu itu diputar di radio Amsterdam, lagunya digemari sekali,” ujar Didi melansir Antara.
Pada 1996, Didi melakukan rekaman lagu dengan judul Layang Kangen di Rotterdam, Belanda. Sebab, lagu-lagunya mudah diterima masyarakat Belanda.
Stasiun Balapan merupakan lagu paling bekesan bagi Didi. Pasalnya tembang itu yang melambungkan namanya di kancah musin nasional.
Lagu itu diciptakan pada akhir 1990-an, setelah dia kembali ke Tanah Air usai rekaman di Belanda.
Satu lagi tembang yang diciptakan Didi terinspirasi dari suasana di Suriname adalah Kangen Nickerie. Nickerie adalah nama salah satu distrik di Suriname yang membekas di hatinya karena sering tampil di negara itu, termasuk di hadapan pejabat negara.
Selain beberapa lagu di atas, tembang-tembang populer Didi Kempot antara lain Pamer Bojo, Sewu Kutho, Banyu Langit, Stasiun Balapan, Cucak Rowo dan Sekonyong-Konyong Koder.