Djawanews.com - Kondisi elevasi Waduk PLTA Koto Panjang di Kabupaten Kampar kian mengkhawatirkan. Level air waduk kini berada di titik 73,59 meter di atas permukaan laut (mdpl), hanya terpaut sembilan centimeter dari batas operasional turbin atau Low Water Level (LWL) di 73,50 mdpl.
Manajer Unit Layanan Pembangkit Listrik Tenaga Air (ULPLTA) Koto Panjang, Dhani Irwansyah, menjelaskan bahwa elevasi ini bertahan sejak Minggu malam. Meski hujan gerimis sempat turun, curahnya belum cukup untuk meningkatkan debit air masuk atau inflow, yang kini tercatat sebesar 61,63 meter kubik per detik (m³/s).
Jika penurunan terus berlanjut dan mencapai batas LWL, maka seluruh turbin pembangkit listrik harus dihentikan. Saat ini, dari tiga unit turbin yang tersedia, hanya satu yang masih beroperasi dengan kapasitas 20 MegaWatt (MW) dari potensi maksimal 38 MW.
Elevasi Waduk PLTA Koto Panjang Menurun, Pengairan Sungai Kampar Terancam
Dhani menambahkan, bila turbin berhenti beroperasi, aliran air ke Sungai Kampar akan dialihkan melalui spillway gate atau pintu pelimpah dengan debit sekitar 55 m³/s. Langkah ini dilakukan agar pasokan air ke hilir tetap tersedia meski pembangkit dalam kondisi nonaktif.
Pihak ULPLTA berharap hujan deras segera turun agar elevasi waduk dapat kembali stabil. “Kami mohon doa agar ada hujan,” ujarnya.
Kondisi ini menjadi pengingat bahwa pengelolaan sumber daya air di daerah aliran Sungai Kampar membutuhkan langkah adaptif, terutama di tengah fenomena cuaca ekstrem yang kian sering terjadi.
Penurunan elevasi Waduk PLTA Koto Panjang mengancam operasional turbin pembangkit listrik. Upaya pengalihan aliran air melalui spillway menjadi solusi sementara untuk menjaga pasokan Sungai Kampar. Pemerintah dan masyarakat diimbau memperhatikan konservasi daerah tangkapan air guna mencegah krisis energi dan ekologi lebih lanjut.
Demikian informasi seputar elevasi Waduk PLTA Koto Panjang. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.