Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Berita Hari Ini
Derita Muslim Uighur: Dilarang Salat dan Puasa Saat Ramadan oleh Pemerintah China
Muslim Uighur (facing history)

Derita Muslim Uighur: Dilarang Salat dan Puasa Saat Ramadan oleh Pemerintah China

Janu Wisnanto
Janu Wisnanto 11 April 2023 at 06:44pm

Djawanews.com – Keceriaan bulan suci ramadan nampaknya tidak dapat dirasakan oleh Muslim Uighur. Sebab, para muslim Uighur sulit menjalankan ibadah di bulan suci ini. Hal ini karena ada larangan dari pemerintah China agar muslim Uighur tidak menjalankan ibadah di bulan suci.

Idris mengatakan, situasi di Turkistan atau yang di Cina disebut Xinjiang, semakin memburuk. "Represi Pemerintah Cina semakin memburuk, mereka mendeklarasikan perang terhadap Islam karena agama Islam melindungi masyarakat Turkistan atau masyarakat Uighur menjadi seperti orang etnis Han, menjadi ateis, karena Islam melindungi kami dari asimilasi," kata Idris di acara International Seminar: Indonesian Humanitarian Responses on Uyghur, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Senin (3/4).

Pemerintah Cina dinilai ingin memaksakan asimilasi dengan membuang Islam dari Uighur. Karena itu, Beijing menggeneralisasi semua aktivitas Islam, seperti memakai hijab, memiliki janggut, menyimpan surat Alquran atau hadis di ponsel, atau memiliki buku Islam di rumah sebagai tindakan kriminal.

Menurut Idris, Pemerintah Cina mengumpulkan Alquran dan membakarnya. Mereka menghancurkan mushala dan masjid serta memaksa masyarakat Uighur mengatakan, "Saya bukan Muslim, saya diracuni pikiran yang salah, saya akan memberikan kesetiaan pada Partai Komunis."

Menurut dia, masalah Uighur tidak hanya masalah kemanusiaan. "Ini genosida, ini masalah Islam, mereka ingin menjauhkan agama dari kami, jadi bila kami hidup seperti masyarakat Han, tidak percaya pada Allah, bukan Muslim, mungkin mereka akan membiarkan kami hidup, seperti itu situasinya," kata Idris.

Baca Juga:
  • Mulai Tahun Depan Kamboja Terapkan Wajib Militer, Berlaku Usia 18 hingga 30 Tahun
  • Operasi Patuh 2025 Dimulai, Polisi Sasar 15 Jenis Pelanggaran Lalu Lintas
  • Fadli Zon Jelaskan Alasan Penetapan Hari Kebudayaan Nasional Bertepatan dengan Ultah Prabowo

Idris menambahkan, perempuan masyarakat Uighur yang dibawa ke kamp konsentrasi dipaksa melakukan sterilisasi. Perempuan Muslim juga dipaksa untuk menikahi pria etnis Han yang ateis. Ia mengatakan, pernikahan berbeda latar belakang itu tidak sesuai dengan kepercayaan Muslim Uighur.

"Kami percaya orang Islam tidak bisa menikahi ahli kitab seperti orang Kristen atau Yahudi, hari ini banyak yang paksa menikahi etnis Han yang ateis, bila mereka tidak melakukannya keluarga mereka akan dibawa ke kamp konsentrasi," kata Idris.

Selain itu, Idris menjelaskan, anak-anak Uighur dipisahkan dari orang tua mereka. Saat ini, lebih dari 1 juta anak-anak dibesarkan di panti asuhan dengan bahasa dan identitas yang berbeda. Pemerintah Cina, tambah Idris, juga menerapkan pengawasan digital yang tidak bisa ditembus. Pemerintah Cina mengumpulkan data suara, DNA, dan wajah. Jika diblokir, masyarakat Uighur tidak bisa berkomunikasi dengan siapa pun.

Idris mengatakan, lebih dari sembilan negara mengakui kebijakan Pemerintah Cina terhadap masyarakat Uighur sebagai genosida. Ia menambahkan, Pemerintah Cina mengambil dua hal dari masyarakat Uighur, yakni kekayaan dan pemimpin atau tokoh masyarakat.

"Mereka mengambil kekayaan, mereka mengambil tanah, uang, perusahaan, dan mereka mengambil tokoh masyarakat, cendikiawan, akademisi, penulis, bahkan komedian, bahkan olahragawan, dan kemudian mengincar seluruh populasi," kata dia.

Saat ini, kata Idris, Pemerintah Cina mencatat 12 juta populasi masyarakat Uighur. Dia menjelaskan, Beijing hanya mengakui dua anak setiap keluarga, jadi angka sebenarnya jauh lebih banyak. Idris memperkirakan ada sekitar 25 juta masyarakat Uighur di Cina.

"Jadi, apa yang mereka lakukan, mereka menghancurkan generasi Muslim, mereka membiarkan orang hidup dengan tenang yang mengatakan, 'Baik, saya keluar dari agama saya, saya komunis sejati, saya percaya pada komunisme, saya berbicara bahasa Cina, bahkan berpakaian Cina,' mereka biarkan mereka," kata Idris.

Idris menyamakan pengalaman masyarakat Uighur dengan masyarakat Muslim pada masa Andalusia akhir. Ketika itu, Muslim Andalusia dipaksa masuk Katolik atau akan dibunuh. Kemudian, generasi berikutnya yang memilih Katolik tumbuh sebagai orang Katolik.

"Situasi yang sama di Turkistan, mereka memotong generasi, menyingkirkan cendekiawan, ulama, buku-buku, cerita-cerita, bahkan cerita-cerita budaya kami, identitas kami, mereka melarang bahasa kami," tambah Idris.

Mantan duta besar Indonesia untuk Uzbekistan Mohamad Asruchin menyimpulkan tiga alasan Pemerintah Cina sangat keras kepada masyarakat Uighur. Pertama, jalur sutra yang Xinjiang termasuk di dalamnya sudah sangat identik dengan Cina sehingga Beijing tidak ingin kehilangan wilayah penyangga atau penghubung ke Timur Tengah dan Eropa.

"Kedua, Xinjiang memiliki sumber daya alam yang sangat besar, terutama gas dan minyak. Yang ketiga, klaim Cina terhadap Aksai Chin Region, Aksai Chin Region adalah wilayah yang dipersengketakan dengan India," kata Asruchin di acara yang sama.

"Cina menduduki Aksai Chin yang 38 ribu persegi yang dianggap wilayah Cina, tapi diduduki paksa oleh Cina sejak 1950, sebaliknya Cina juga menuduh India menduduki wilayahnya yang disebutkan Arunachal Pradesh yang seluas 90 ribu kilometer," kata Asruchin.

Beijing belakangan masih terus menjalankan propaganda soal kondisi Muslim Uighur. Media corong pemerintah Cina, CGTN melaporkan, lebih dari 30 pakar dan cendekiawan Muslim dari 14 negara mengunjungi Urumqi, ibu kota Daerah Otonom Xinjiang pada 8 Januari 2023 lalu. Mereka datang atas undangan pemerintah setempat.

Tim kunjungan itu terdiri dari anggota Uni Emirat Arab (UEA), Arab Saudi, Mesir, Suriah, Bahrain, Bosnia dan Herzegovina, Tunisia, Serbia, Sudan Selatan, Mauritania, Indonesia, Kuwait, Yordania dan Oman. Kunjungan dipimpin oleh Ali Rashid Al Nuaimi selaku ketua Dewan Komunitas Muslim Dunia.

Tiba pada Ahad (8/1), mereka mengunjungi beberapa situs yang mencakup karya sejarah, budaya dan agama di kawasan itu. Di Pusat Pameran dan Konvensi Internasional Xinjiang, seperti dilansir CGTN, Rabu (11/1), mereka melihat pameran kontra-terorisme dan deradikalisasi di Xinjiang.

Penasihat Presiden Mesir untuk Urusan Agama Osama Sayyid Al-Azhari mengakui, kebijakan anti-terorisme Cina telah berhasil, dan pengalaman di Xinjiang sangat penting bagi semua negara untuk memerangi terorisme secara efektif.

Mustafa Ceric, mantan Mufti Besar Bosnia dan Herzegovina, juga memuji kebijakan anti-terorisme dan deradikalisasi Cina karena membawa perdamaian dan keharmonisan di wilayah tersebut.

Menurut dia, Cina adalah negara besar dengan pengaruh global dan telah berkontribusi pada pemulihan ekonomi dunia dalam beberapa tahun terakhir. Dia berharap Cina akan terus menyebarkan dividen pembangunan ke dunia di masa depan.

Ketua Dewan Komunitas Muslim Dunia, Ali Rashid Al Nuaimi menyampaikan, pemerintah Cina mendanai Kelompok Seni Muqam Xinjiang dan melestarikan warisan budaya tak benda Dua Belas Muqam. Hal ini menurutnya menjadi respons terkuat atas tuduhan Barat bahwa Cina memusnahkan budaya Uighur.

Tradisi Muqam Uighur Xinjiang mencakup lagu, tarian, musik rakyat dan klasik dan dicirikan oleh keragaman konten, koreografi, gaya musik, dan instrumen yang digunakan. Dua Belas Muqam adalah salah satu tradisi setempat yang penting. Muqam Uighur Xinjiang tercatat dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan oleh UNESCO, pada 2008.

Tim pakar dan cendekiawan Muslim yang berkunjung juga melaksanakan shalat bersama dengan umat Islam setempat di Institut Islam Xinjiang. Para pakar dan cendekiawan memuji upaya pemerintah setempat dalam memastikan kebebasan beragama dan berkeyakinan masyarakat.

Rombongan tersebut melalui rekaman real-time juga memeriksa operasi lapangan kereta barang Cina-Eropa di Alataw Pass dan gerbang Khorgos, di mana keduanya merupakan pelabuhan kereta api utama di Xinjiang.

Salah seorang anggota Dewan Nasional Federal UEA mengatakan, Xinjiang memiliki infrastruktur yang baik, sumber daya manusia yang makmur, dan kondisi ekonomi yang menguntungkan. Ini dapat membantu negara-negara di sepanjang Jalur Sutra untuk berdagang dengan China secara lebih lancar, nyaman, dan cepat.

Dapatkan warta harian terbaru lainya dengan mengikuti portal berita Djawanews  dan akun Instagram Djawanews.

Bagikan:
#MUSLIM UIGHUR#china#UIGHUR#puasa#Salat#ramadan#berita hari ini#Dunia

Berita Terkait

    Kenapa Indonesia Perlu Energi Nuklir untuk Mendukung Industrialisasi?
    Berita Hari Ini

    Kenapa Indonesia Perlu Energi Nuklir untuk Mendukung Industrialisasi?

    Dalam menghadapi tantangan industrialisasi dan kebutuhan energi yang semakin meningkat, Indonesia harus mengeksplorasi lebih lanjut sumber energi yang dapat mendukung pertumbuhan industri dalam jangka panjang. Salah satu ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?
    Berita Hari Ini

    Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?

    Saiful Ardianto 01 Aug 2025 12:11
  • Energi Mineral Festival 2025: Rumah Besar bagi Ekosistem Energi Nasional?
    Berita Hari Ini

    Energi Mineral Festival 2025: Rumah Besar bagi Ekosistem Energi Nasional?

    Saiful Ardianto 31 Jul 2025 15:10
  • PLTA Kalla Group: Proyek Energi Terbarukan di Kerinci Bakal Segera Beroperasi?
    Berita Hari Ini

    PLTA Kalla Group: Proyek Energi Terbarukan di Kerinci Bakal Segera Beroperasi?

    Salah satu perusahaan besar di Indonesia, PLTA Kalla Group menargetkan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kerinci, Jambi, akan mulai beroperasi pada November 2025. Dengan kapasitas produksi ....
    Saiful Ardianto
    Saiful Ardianto
  • Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS
    Berita Hari Ini

    Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS

    Saiful Ardianto 29 Jul 2025 11:03
  • Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
    Berita Hari Ini

    Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

    Saiful Ardianto 28 Jul 2025 14:46

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Populer

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
Berita Hari Ini

1

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?
Berita Hari Ini

2

Pembatasan LPG 3 Kg: Dampak Kebijakan “Amburadul” terhadap Ekonomi Kelas Menengah?

PLTA Lapopu Dukung Perluasan Instalasi Listrik di Sumba Barat, Ini Manfaatnya!
Berita Hari Ini

3

PLTA Lapopu Dukung Perluasan Instalasi Listrik di Sumba Barat, Ini Manfaatnya!

Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS
Berita Hari Ini

4

Kerjasama Impor Energi: Indonesia dan AS Sepakati Kesepakatan 15 Miliar Dolar AS

Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?
Berita Hari Ini

5

Pertamina Bakal Beri Dukungan Energi Bersih Lewat Energi Panas Bumi, Kenapa?

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up