Djawanews.com - Saking muaknya dengan sistem belajar online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ), lebih dari 7.000 siswa di Thailand kompak untuk bolos sekolah. Aksi massal bolos sekolah itu telah dimulai sejak Senin, 6 September 2021 lalu.
Aksi bolos massal ini dilakukan ribuan pelajar Thailand sebagai bentuk protes terhadap sistem PJJ.
Sebagaimana yang terjadi di Indonesia dan dunia, pandemi Covid-19 telah memaksa pelajar Thailand untuk menghadiri kelas secara online. Beberapa dari mereka harus menghadapi masalah.
Masalah seperti timpangnya sumber daya dan akses internet menjadi sorotan tajam para pelajar di Thailand. Masalah ini nyata terjadi sejak Thailand menghentikan pembelajaran tatap muka pada April 2021.
Berbagai Masalah yang Dihadapi Pelajar Thailand
PJJ dianggap hanya dapat diakses oleh mereka yang mampu dan memiliki akses. Pasalnya, tidak semua orang memiliki akses ke peralatan tersebut.
Ada juga laporan tentang guru yang menyalahgunakan wewenang mereka saat kelas online berlangsung, memberlakukan aturan 'disiplin' kuno, seperti memaksa siswa untuk mengenakan seragam sekolah di rumah.
Pelajar Thailand juga dilaporkan harus meminta izin untuk melakukan hal-hal mendasar meskipun sedang belajar online di rumah. Misalnya minum atau ke toilet.
Kelompok aktivis Thailand Bad Student telah memimpin seruan untuk 'mempersenjatai', mendorong siswa di seluruh pelosok Thailand untuk meninggalkan kelas. Tagar kampanye mereka juga berbicara dengan sangat jelas untuk dirinya sendiri: #ImFu****DoneWithOnlineClasses (#ไม่เรียนออนไลน์แล้วอิสัส).
Aksi bolos sekolah massal ini dijadwalkan berlangsung hingga Jumat, 10 September 2021 ini.
Selain itu, protes solidaritas siswa bukan cuma menyerukan penghentian sistem PJJ. Mereka juga meminta pihak berwenang meningkatkan vaksinasi di kalangan siswa dan guru. Termasuk mengurangi beban kerja, setidaknya selama sekolah ditutup.