Slamet Hari Natal adalah seorang pria yang tinggal di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Pria ini jadi viral lantaran kedua orang tuanya memberikan nama yang cukup unik. Bukan tanpa alasan orang tuanya memberikan nama tersebut. Alasannya adalah pria tersebut lahir bersamaan dengan perayaan Hari Natal, yakni 25 Desember. Selain itu orang tua Slamet memilihkan nama itu agar mudah diingat.
Menyandang nama unik ternyata tidak membuat pria yang kerap dipanggil Slamet Yesus ini minder. Justru banyak kejadian lucu dan unik yang ia alami. Seperti yang dikutip djawanews.com dari merdeka.com, Slamet mengungkapkan bahwa saat natal orang-orang di sekitarnya mengucapkan Selamat Ulang Tahun kepada Slamet, bukan Selamat Hari Natal.
“Biasanya ada yang mengucapkan selamat ulang tahun, bukan Selamat Hari Natal ya, meskipun nama saya Slamet Hari Natal. Tapi teman dan anak-anak saya itu mengucapkan Selamat Ulang Tahun. Mohon maaf kan saya muslim juga,” ujar Slamet Hari Natal alias Slamet Yesus, Selasa (17/12).
Slamet Hari Natal Tak Pernah Dapat Perlakuan Buruk karena Namanya
Untuk mencukupi kebutuhannya, Slamet berprofesi sebagai tenaga pemungut sampah di kampungnya. Hampir setiap hari ia mengambil sampah di rumah-rumah warga lalu ia bawa ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang jaraknya 5 Km dari rumahnya.
Bersama istrinya, Setyowati, Slamet Natal tinggal di sebuah rumah sederhana yang terletak di Jalan Sangadi RT 24 RW 08, Dusun Wates, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Meski hanya berprofesi sebagai pemungut sampah, Slamet dan Setyowati hidup bahagia. Ia menceritakan bagaimana keseharian mereka di kampung mereka. Dari sisi sosial, Slamet mengaku tak pernah mendapat masalah berat karena nama uniknya itu.
“Tidak ada masalah, kegiatan keagamaan juga biasa, kumpul sama ustaz juga tidak ada masalah. Kalau lingkungan tidak pernah masalah,” ungkap Slamet.
Slamet Hari Natal Kerap Ditanya Petugas
Permasalahan justru kadang datang saat mengurus surat-surat atau yang berkaitan dengan identitasnya. Slamet kerap mendapat pertanyaan yang lebih detil dari orang lain saat mengurus surat identitas diri atau surat penting lainnya. Pertanyaan petugas yang kerap dilontarkan adalah seputar kolom nama dan agama.
“Yang masalah itu saya pribadi atau anak saya saat mengurus surat-surat, pasti ditanya, bener nggak ini namanya, jadi lebih teliti petugasnya. Orang penasaran juga ingin ngecek dulu,” kata Slamet.
Rasa penasaran petugas juga dianggap wajar. Slamet menilai, jika agama yang ia anut adalah Nasrani mungkin wajar menyandang nama tersebut. Namun kolom agama di KTP Slamet adalah Islam, jadi orang bertanya-tanya.
Anak-anak Slamet Hari Natal Juga Kerap Ditanya
Slamet juga bercerita bahwa anak-anaknya dulu mengalami hal yang sama dengan dirinya, terutama saat mengurus surat menyurat yang mencantumkan nama ayahnya. Rata-rata, kata Slamet, petugas tidak dengan mudah percaya begitu saja saat sang anak mengatakan nama ayahnya. Terlebih bagi putra bungsunya yang saat ini menjadi anggota TNI.
“Benar tah nama bapakmu iki? Kalau teman-temannya mungkin lebih cepat, tapi anak-anak saya bisa lebih lama karena ditanya-tanya soal nama ayahnya,” ungkap Slamet Yesus.
Nama Panggilan Slamet Hari Natal
Sejak kecil hingga dewasa, orang-orang di sekitar Slamet memanggilnya dengan nama yang berbeda-beda. Keluarganya memang kerap memanggilnya dengan nama Slamet, namun teman-teman sekolahnya dulu memanggil pria itu dengan Natal dan Slamet Yesus.
“Saya itu kan dijuluki Slamet Yesus. Teman-teman SMP itu manggil Natal, bukan Slametnya. Mungkin karena Natal itu kan (kelahiran) Yesus ya. Kan banyak nama Slamet di sekolah, saya dijuluki Slamet Yesus sampai sekarang. Reuni saya datang masih dipanggil Slamet Yesus,” ungkap pria yang menjadi sopir truk sampah itu.
Nama Slamet Hari Natal Usulan dari Bidan
Nama unik yang kini disandang Slamet adalah usulan dari bidan yang membantu proses persalinan ibunya. Ngatinah, ibu Slamet, saat itu menjalani proses persalinan di Klinik Desa Kebonsari, Kecamatan Tumpang.
Yang membantu proses persalinan adalah Bidan Welas Asih atau Bu Kiskio. Saat lahir dengan selamat, sang bidan menyarankan agar si bayi diberi nama dengan Slamet Hari Natal agar mudah diingat.
“Bu daripada sulit-sulit cari nama, supaya gampang diingat kasih nama saja Slamet Hari Natal sesuai dengan kelahiran anak ibu,” ujar Slamet.
Saran tersebut ternyata disetujui oleh orang tua Slamet. Hingga berusia 57 tahun dengan tiga orang anak serta 5 orang cucu, Slamet mengaku tak berniat mengganti namanya.