Kerajaan Gowa merupakan salah satu kerajaan besar di saat masa penyebaran agama Islam. Sultan Hassanuddin merupakan salah satu sultan yang pernah memerintah Kerajaan Gowa. Saat masa pemerintahan Sultan Hassanuddin, terjadi perang besar yang disebut sebagai perang Gowa.
Perang Gowa terjadi akibat rakyat Gowa tidak terima karena perlakuan VOC yang dianggap sewenang-wenang terhadap mereka. Pasalnya VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) saat itu melakukan monopoli perdagangan.
Tujuannya sendiri adalah untuk dapat menguasai seluruh wilayah di daerah Somba Opu. Hal inilah yang nantinya muncul sebuah perjanjian yang disebut sebagai Perjanjian Bongaya. Untuk lebih jelasnya ikuti ulasannya di bawah ini.
Inilah Isi Perjanjian Bongaya Sebagai Tanda Berakhirnya Perang di Makassar
Jumlah kekuatan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) terlalu besar ketika menyerang Kerajaan Gowa dari berbagai penjuru arah. Beberapa serangan dari pasukan VOC memang dapat diatasi oleh pasukan yang dipimpin Sultan Hassanuddin.
Akan tetapi setelah bala bantuan pasukan gabungan datang yang dipersenjatai dengan peralatan lengkap. Pasukan VOC berhasil mendesak pasukan yang dipimpin oleh Sultan Hassanuddin.
Akibatnya benteng pertahanan dari pasukan kerajaan Gowa di Barombang berhasil dikuasai oleh pasukan Ara Palaka yang menjadi pasukan pendukung tentara VOC. Hal itulah yang juga menandai kemenangan VOC atas Kerajaan Gowa yang dipimpin oleh Sultan Hassanuddin.
Sebagai hukumannya, Sultan Hassanuddin dipaksa harus menandatangani perjanjian yang disebut sebagai Perjanjian Bongaya. Perjanjian tersebut ditandatangani pada 18 November 1667 yang pokok isinya berbunyi demikian :
- VOC menguasai sepenuhnya atas akses perdagangan di Kerajaan Gowa dan di sekitarnya
- Kerajaan Gowa-Tallo diminta untuk melepaskan wilayah kekuasaannya
- Kerajaan Gowa wajib membayar biaya perang
- Penghancuran benteng-benteng pertahanan yang ada di sepanjang pantai Makassar termasuk juga benteng Barombong, Garassi, Boro’boso, Mariso, Pa'nakkukan, kecuali benteng Somba Opu yang digunakan untuk kediaman Sultan Hasanuddin. Benteng-benteng tersebut memiliki nilai sejarah masa lalu, seperti halnya Benteng Vredeburg Jogja
- Kerajaan Gowa-Tallo wajib menyerahkan peralatan perang seperti meriam dan senapan
Merasa dirugikan atas isi Perjanjian Bongaya, Sultan Hasanuddin kala itu memulai menyusun kekuatan kembali. Pasalnya isi perjanjian tersebut sangat merugikan masyarakat Gowa.
Sultan Hasanuddin diam-diam membangun beberapa benteng yang telah dirobohkan. Namun pihak VOC mengetahui rencana tersebut. Pada akhirnua 12 Juni 1669, VOC dengan bantuan pasukan gabungan menyerang Benteng Somba Opu yang menjadi benteng sekaligus kediaman Sultan Hasanuddin.
Pada akhirnya Sultan Hasanuddin tertanggap pada tanggal 29 Juni 1669. Selang satu tahun kemudian, beliau meninggal di usia 39 tahun. Nah itulah tadi pembahasan singkat mengenai sejarah isi Perjanjian Bongaya.