Djawanews.com - Suku Korowai di Boven Digoel, Papua, pernah menjadi pembahasan yang panas di Kongres Amerika Serikat pada tahun 1995. Pembahasan di Kongres Amerika Serikat itu bermula dari sebuah film dokumenter berjudul "Lords of the Garden" yang diproduksi pada Juli 1994.
Film "Lords of the Garden" bercerita tentang Paul Michael Taylor, antropolog dari Smithsonian Institution ketika mendokumentasikan kehidupan masyarakat Suku Korowai di Papua.
Sutradara film dokumenter ini adalah Reuben Aaronson dan Judith Dwan Hallet. Film dokumenter ini menggambarkan Suku Korowai yang hidup di hutan, tinggal di rumah pohon, dan konon memiliki sistem hukum kanibalisme sebagai bentuk hukuman bagi pelanggar aturan adat.
Kebenaran tentang kanibalisme di masa lalu memang tidak disangkal. Tapi perhatian yang berlebihan terhadap kanibalisme Suku Korowai telah dimanfaatkan oleh sejumlah agen perjalanan wisata.
Dengan persepsi yang keliru, agen perjalanan wisata itu mengenalkan atau mempromosikan Suku Korowai di Papua sebagai kelompok yang tinggal di pohon dan mempraktikkan kanibalisme. Nah, perhatian yang berlebihan tentang kanibalisme Suku Korowai menghebohkan kongres Amerika Serikat pada masa itu.
Congressional Black Caucus atau kelompok legislator beranggotakan keturunan Afro-Amerika tidak bisa menerima tudingan masih ada praktik kanibalisme. Kritik keras dari anggota kongres Amerika Serikat melahirkan rekomendasi agar film "Lords of the Garden" direvisi total.
Laman Washington Post edisi 5 Februari 1994 berjudul, "An Unpalatable Topic?" menulis laporan tentang Kongres Amerika Serikat keberatan dengan rencana pemutaran film dokumenter ini. Antropolog Paul Michael Taylor yang juga menjadi bintang utama film dokumenter itu menjelaskan ada persepsi yang keliru dalam memahami film tersebut.
Menurut Taylor, kanibalisme bukanlah cerita utama dalam film dokumenter tentang Suku Korowai. "Kami hanya memberikan gambaran menyeluruh tentang Suku Korowai di Irian Jaya," ucap Paul Michael Taylor yang merupakan antrolopog Museum of Natural History Washington. "Dan semua ini adalah fakta."
Sutradara yang juga produser film Judy Dwan Hallet mengatakan praktik kanibalisme di Suku Korowai adalah cerita masa lalu. Hukuman itu dijatuhkan kepada anggota suku yang melanggar aturan adat. Seperti membunuh, mencuri istri orang lain, atau merusak sistem pertahanan makanan mereka.
Termasuk bagaimana Suku Korowai tinggal di rumah pohon setinggi 60 kaki atau sekitar 18 meter dari permukaan tanah.
"Dalam film dokumenter ini, kami melihat kebudayaan mereka secara menyeluruh," kata Judy Dwan Hallet. "Mereka tidak ingin dikenal sebagai kanibal, sama seperti kami juga tidak ingin dikenal sebagai orang yang setuju dengan hukuman mati."
