Djawanews logo
×
  • Masuk
  • Berita Hari Ini
  • Bisnis
    • Entrepreneur
    • Market
  • Lifestyle
    • Fashion
    • Infotainment
    • Inspirasi
    • Kesehatan
    • Relationship
  • Otomotif
  • Sepak Bola
  • Sport
  • Teknologi
  • Travel
  • Serba-serbi
  • Kriminal
  1. Home
  2. Kudapan
Gatot Subroto: Jenderal Muslim Berwatak Keras Pelindung Kaum Buddha

Gatot Subroto: Jenderal Muslim Berwatak Keras Pelindung Kaum Buddha

Aris firmansyah
Aris firmansyah 11 Juni 2020 at 06:00am

Djawanews.com—Siapa yang tidak mengenal Jenderal Gatot Subroto, namanya digunakan sebagai nama sebuah jalan besar di kawasan Jakarta dan rumah sakit elit Indonesia. Dibalik sikapnya yang terkenal tegas dan keras, ternyata hatinya selembut salju. Gatot Subroto dikenal senang membantu masyarakat bawah dan melindungi umat Budha sebagai kelompok minoritas kala itu.

Sejarah Hidup dan Karir Gatot Subroto

Meninggalnya Jenderal TNI Gatot Subroto

Gatot Subroto (kiri) (merahputih.com)

Gatot Subroto lahir pada 10 Oktober 1909 di Jatilawang, Purwokerto. Ia merupakan putra dari Sayid Yudoyuwono, seorang Guru Tweede Inlandsche di Jatilawang. Karena posisi ayahnya yang cukup disegani pemerintah Belanda kala itu, Gatot bisa bersekolah di sekolah elit mulai dari Frobelschool (Taman Kana-kanak) dilanjutkan ke Europe Lagere School (ELS) Banyumas.

Namun karena wataknya yang keras dan senang berkelahi layaknya anak Banyumas sejati, Gatot Subroto kecil dikeluarkan dari ELS. Tidak tanggung-tanggung ia berkelahi dengan anak Residen Banyumas. Akhirnya ia melanjutkan sekolah dasarnya di Hollandsch Inlandsche School (HIS) Cilacap, yang gengsinya dibawah ELS.

Selepas sekolah dasar, Gatot Subroto tidak mau sekolah lagi dan lebih memilih bekerja. Ia sempat bekerja sebagai pegawai kantor, namun tidak betah. Akhirnya ia masuk sekolah militer, sekolah yang cocok untuk wataknya yang keras. Gatot Subroto masuk Kaderschool di Magelang pada Desember 1928.

Sebagai lulusan HIS, Gatot Subroto bisa jadi kopral atau Sersan. Pada waktu itu militer kolonial disebut Koninklijk Nederladsch Indiesche Leger (KNIL). Dan akhirnya pada tahun 1930an Gatot lulus dengan pangkat Sersan kelas dua atau Sersan Dua.

Gatot mulai menjalani tugasnya sebagai seorang KNIL di Padang Panjang, Sumatera Barat. Sekitar lima tahun yang ia bertugas di daerah ini. Tugas dinasnya kemudian berlanjut di Marsose di Jatinegara setelah mendapatkan pelatihan kepolisian.

Meninggalnya Jenderal TNI Gatot Subroto

Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan (youtube.com)

Selain itu Gatot Subroto juga pernah ditempatkan di daerah Bekasi dan Cikarang. Di daerah ini rakyat jelata disengsarakan oleh para tuan tanah sehingga konflik pun tak terelakkan. Di sinilah nampak kelembutan hati Gatot yang tidak jarang membantu keluarga para perusuh yang dipenjarakan.

Meskipun di bawah pemerintah Belanda, Gatot Subroto tidak pernah tunduk kepada Belanda. Tidak heran jika Gatot dijuluki ‘Sersan Gila’ oleh komandannya. Hal ini terbukti ketika ia ditugaskan ke Ambon untuk menghalau pasukan Jepang dan ketika Belanda, Gatot bersama teman-temannya yang lain meninggalkan pasukan dan pulang ke Banyumas.

Di Banyumas, pada masa pendudukan Jepang, Gatot Subroto dipercaya Bupati Banyumas, Gandasubrata, untuk menangani ketertiban sebagai Kepala Polisi. Setelah itu pada 1943 Gatot bergabung dengan Tentara Sukarela Pembela Tanah Air (PETA) sampai menjadi Daidanco (komandan batalyon).

Di awal kemerdekaan, batalyon PETA yang dipimpinnya ikut masuk ke Tentara Keamanan Rakyat. Gatot pernah menjadi Panglima Divisi 2/Gunung Jati. Komandan Polisi Militer. Dia pernah menjadi Panglima di Indonesia Timur.

Di masa Revolusi, dia pernah berpangkat Jenderal Mayor, tetapi karena turun lagi menjadi Kolonel, ketika ada penurunan pangkat besar-besaran bagi semua anggota TNI. Pada 1953, Gatot mundur dari ketentaraan dan tinggal di Ungaran. Gatot dipanggil kembali pada 1956 untuk menjadi Wakil KSAD. Pangkat Terakhirnya Letnan Jenderal.

Sebagai komandan, Gatot Subroto dikenal berwatak keras oleh bawahannya. Ia suka memanggil bawahannya dengan sebutan ‘monyet’. Namun sebenarnya Gatot berhati lembut. Ia dikenal sebagai pelindung bagi umat Budha yang paling minoritas kala itu meskipun ia sendiri seorang muslim.

Karena kecintaannya kepada agama Budha Gatot Subroto hadir dalam upacara-upacara keagamaan Budha, antara lain pada upacara-upacara Waisak di Stupa Borobudur. Selain itu, kepada umat Budha Semarang juga pernah dihadiahkan sebuah patung Budha besar berlapis emas seberat satu setengah ton yang berasal dari Muangthai.

Bahkan ketika Gatot Subroto meninggal pada 11 Juni 1962, sesuai keinginannya Gatot dimakamkan dengan upacara agama Budha di desa Mulyoharjo, Gunung Ungaran. Seminggu setelah kematiannya, pada 18 Juni 1962, Gatot dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Bagikan:

Berita Terkait

    Hari Kelapa Sedunia
    Kudapan

    Hari Kelapa Sedunia

    Djawanews.com - Dari beragam nutrisi yang terkandung di dalam kelapa, pantas saja jika kelapa dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Bahkan di kawasan Asia dan Pasifik, disepakati ....
    Aris firmansyah
    Aris firmansyah
  • Hari Polwan
    Kudapan

    Hari Polwan

    Aris firmansyah 01 Nov 2022 05:11
  • Hari Halloween
    Kudapan

    Hari Halloween

    Aris firmansyah 31 Oct 2022 06:24
  • Hari Keuangan Nasional
    Kudapan

    Hari Keuangan Nasional

    Djawanews.com - Di Tahun 2020 , tepat pada Tanggal 30 Oktober Indonesia memperingati Hari Keuangan Nasional. Peringatan Hari Keuangan Nasional tidak terlepas dari sejarah munculnya uang kertas pertama kali ....
    Aris firmansyah
    Aris firmansyah
  • Tragedi Pesawat Lion Air Jatuh
    Kudapan

    Tragedi Pesawat Lion Air Jatuh

    Aris firmansyah 29 Oct 2022 06:19
  • Hari Sumpah Pemuda
    Kudapan

    Hari Sumpah Pemuda

    Aris firmansyah 28 Oct 2022 06:18

Anda Harus Tahu

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?
Kesehatan

Pasangan Calon Pengantin Dianjurkan Vaksin Sebelum Menikah, Apa Saja Jenisnya?

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda
Lifestyle

Polusi Udara Memburuk, Ketahui 7 Langkah Melindungi Paru-paru Anda

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar
Lifestyle

Kesalahan Makan Yogurt yang Bisa Bikin Tubuh Makin Melar

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android
Teknologi

Simpan Banyak File tanpa Bikin Ponsel Lemot, Ketahui 7 Tips Hemat Memori Android

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!
Lifestyle

Mudik Bersama Anak, Jangan Lupakan Obat Ini!

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan
Kesehatan

Pakar Bagikan Kiat Memilih Olahraga saat Menjalankan Puasa Ramadan

Pilihan Editor

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien
Berita Hari Ini

Lukisan Danang Farshad di ARTJOG 2024, Tentang Konservasi Laut dan Serangan Alien

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya
Berita Hari Ini

Jokowi: Saya Mengenal Rizal Ramli sebagai Ekonom Cerdas dan Aktivis Kritis karena Cinta terhadap Bangsanya

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said
Berita Hari Ini

Tak Ingin Ada Konflik Internal di Timnas AMIN, Ahmad Ali Minta Maaf ke Sudirman Said

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD
Berita Hari Ini

BNPT: Sebanyak 148 Teroris Ditangkap Sepanjang 2023, Didominasi JII dan JAD

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa
Berita Hari Ini

Representasikan Wisata Budaya, Satpam Borobudur Pakai Seragam Bernuansa Jawa

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa
Berita Hari Ini

Mahasiswa IPB yang Hilang Saat Penelitian di Pulau Sempu Ditemukan Sudah Tak Bernyawa

Follow Google News Kami: Djawanews logo
Djawanews logo
Tentang Kami Kontak Kami Privacy Policy Redaksi Pedoman Media Siber Karir
fb
tw
ig
© Copyright 2025 Djawanews Media Utama
arrow-up