Djawanews.com - Salah satu aspek yang tak boleh luput dari perhatian dalam memerangi Covid-19 adalah masalah pengolahan limbah B3. Apalagi kalau sampah medis itu berasal dari pasien yang terinfeksi Covid.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin minta ke Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X agar serius menangani persoalan ini. Jangan sampai masalah sampah medis malah jadi sumber penularan baru.
"Jangan sampai limbah ini juga menjadi sumber penularan baru. Sehingga perlu ditangani dengan serius," kata Wapres Ma’ruf saat rakor dengan Satgas Covid-19 Yogyakarta secara virtual, Rabu, 28 Juli kemarin.
Wapres bilang, di bawah koordinasi Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, sedang dilakukan pembahasan yang lebih mendalam untuk menentukan langkah-langkah teknis lebih lanjut. Untuk itu, Wapres meminta agar Yogyakarta berperan aktif dalam membuat formulasi langkah-langkah tersebut serta melakukan koordinasi di tingkat daerah dan dengan pemerintah pusat terkait hal-hal teknis lainnya.
"Mungkin ada semacam BLU (Badan Layanan Umum) atau apa yang menangani. Karena itu saya minta nanti Pak Gubernur untuk berkoordinasi. Sebab, masalah limbah ini menjadi masalah sangat penting harus diatasi. Perlu penyediaan fasilitas pengolahan yang cukup, ya, itu supaya semuanya dicek,” urai Wapres.
Wapres juga menekankan pentingnya 3T (Testing, Tracing, Treatment) dalam menanggulangi Covid-19. Berdasarkan data yang diterima oleh Wapres, positivity rate di DIY masih terbilang cukup tinggi yaitu sebesar 41 persen. Namun target dari PPKM Level 4, bila positivity rate suatu daerah di atas 25 persen, maka jumlah tes perlu ditingkatkan menjadi 15.000 tes per satu juta penduduk.
"Saya minta agar tes ini sebanyak mungkin diupayakan berasal dari pelacakan kontak erat,” tutur Wapres.
Sebelumnya, Sri Sultan mengakui dalam penanganan limbah B3 Medis belum dapat memantau khususnya bagi pasien isolasi mandiri di rumah.
“Yang kami punya problem (masalah) besar itu untuk B3, di isoman (isolasi mandiri), Bapak. Kalau di rumah sakit dan sebagainya tidak ada masalah. Tapi di isoman ini,” lapor Sri Sultan.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono menyampaikan, penanganan limbah B3 Medis Covid-19 bagi pasien isoman dapat dilakukan dengan penyemprotan disinfektan secara menyeluruh. Selain itu, penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) juga harus tetap digunakan dalam menangani barang-barang infeksius yang ditemukan.
“Iya memang untuk limbah B3 yang ada kaitannya dengan masalah infeksius ini memang harus diperhatikan. Ada program disinfektan, Pak. Disinfektan yang harus dilakukan secara berkala pada tempat-tempat yang cenderung infeksius. Kemudian juga dengan fasilitas APD dan fasilitas-fasilitas lain yang sudah merupakan barang infeksius itu juga perlu kita selesaikan supaya tidak menjadi salah satu bagian dari proses pencemaran,” urai Dante.