Djawanews - Hasil penelitian dari laboratorium, vaksin Moderna menghasilkan antibodi penawar terhadap varian yang muncul, termasuk varian Delta yang pertama kali diidentifikasi di India.
Penelitian ini dilakukan pada serum darah dari delapan peserta yang diperoleh satu minggu setelah mereka menerima dosis kedua vaksin dalam uji coba tahap awal, seperti dilansir dari Channel News Asia, Selasa 30 Juni.
Vaksinasi menghasilkan antibodi terhadap semua varian, termasuk versi tambahan dari varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan dan tiga varian garis keturunan yang pertama kali diidentifikasi di India, termasuk varian Kappa dan Delta.
"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Moderna Covid-19 harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," kata Kepala Eksekutif Stéphane Bancel.
Sebelumnya, Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengatakan ada beberapa hal yang menjadi tantangan dalam menghadirkan vaksin Pfizer ke Tanah Air. Salah satunya, keduanya memberikan syarat agar dibebaskan dari tanggung jawab apabila vaksinnya memicu kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI).
"Terkait Pfizer ini masih proses karena masih ada klausal dari Pfizer yang kita belum mampu untuk memenuhi semua. Sebagai contoh ada klausul indemnification di mana mereka dibebaskan dari semua tanggung jawab hukum seandainya ada Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi dan mereka memintanya bersifat long time," katanya dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR, Kamis, 20 Mei.
Kata Honesti, pihaknya mencoba untuk bernegosiasi. Ia juga yakin Pfizer dan Moderna akan melakukan evaluasi lagi terhadap formulasi dari vaksinnya.
"Ini yang menjadi permasalahan sehingga kami belum bisa melakukan kontrak dengan Pfizer," jelasnya.
Lebih lanjut, Honesti mengatakan kendala yang sama juga dialami pada vaksin Moderna. Kata dia, Moderna juga meminta klausal yang sama dengan Pfizer.