Djawanews.com - Polisi Haiti mengumumkan mereka sudah berhasil menangkap salah seorang warganya yang 'memiliki tujuan politik' saat merekrutt orang-orang bersenjata untuk membunuh Presiden Jovenel Moise.
"Ini adalah individu yang memasuki Haiti dengan pesawat pribadi dengan tujuan politik," kata Leon Charles, kepala Kepolisian Nasional Haiti seperti dilansir dari Channel News Asia, Senin 12 Juli.
Christian Emmanuel Sanon, 63, yang berkebangsaan Haiti, tiba di negara pulau itu pada Juni lalu. Dia datang dengan ditemani beberapa warga Kolombia.
Awalnya mereka masuk ke rumah pribadi Moise bukan untuk membunuh. Mereka cuma datang untuk menangkap Moise. Tapi Presiden Moise ditembak mati di rumahnya, Port-au-Prince oleh apa yang dikatakan otoritas Haiti sebagai unit pembunuh yang terdiri dari 26 orang Kolombia dan dua orang Amerika Haiti.
Delapan belas warga Kolombia telah ditangkap sejak Rabu lalu. Dengan menginterogasi mereka, polisi Haiti mengetahui bahwa Sanon telah merekrut 26 anggota tim melalui perusahaan keamanan Venezuela yang berbasis di Florida bernama CTU.
Sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan mengungkapkan, dua warga Amerika Haiti, James Solages dan Joseph Vincent mengatakan kepada penyelidik, mereka adalah penerjemah untuk unit komando Kolombia yang memiliki surat perintah penangkapan.
Presiden Moise juga kabarnya sempat disiksa dulu oleh para pelaku sebelum dibunuh. Moise dianiaya di kamarnya, sedangkan putrinya lari menyelamatkan diri sementara putra dan stafnya dibungkam secara paksa. Moise mengalami patah tulang di bagian lengan dan kaki kanannya, menurut laporan autopsi.