Djawanews - Wali Kota Surakarta, Gibran Rakabuming meminta Aparatur Sipil Negara (ASN) tidak mengabaikan media sosial. Terutama dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Kata Gibran, pengawasan kinerja tak hanya dilakukan oleh lembaga resmi negara. Masyarakat juga memiliki akses untuk memberikan pengawasan melalui berbagai kanal yang tersedia.
“Makanya dari hari pertama saya kerja di sini, saya menekankan social media jangan ditinggal,” ujar putra Presiden Jokowi ini kala membuka Pembinaan dan Sosialisasi Penerapan Manajemen Kinerja Tata Cara Pengisian JPT dan Disiplin PNS di Lingkungan Pemerintah Kota Surakarta, di Bale Tawangarum Balaikota Surakarta, Senin (24/5/2021). Berita ini juga sudah diwartakan Pemprov Jateng.
Kegiatan tersebut digelar Badan Kepegawaian Pelatihan dan Pendidikan Daerah (BKPPD) Kota Surakarta untuk meningkatkan profesionalisme dan ASN di lingkungan Pemerintah Kota Surakarta.
"Iklim global menuntut adanya daya saing ASN dalam menjalankan tugas sesuai profesionalisme dan kompetensi bidang ilmu yang dimiliki. Manajemen SDM aparatur dapat diwujudkan melalui pembinaan dan pengembangan pola karir berdasarkan sistem merit. Maka dari itu diperlukan ASN yang mampu mengembangkan partisipasi di masyarakat, dan memiliki kepekaan terhadap perkembangan tuntutan zaman,” katanya.
Guna mewujudkan good governance dan paradigma new public service, diperlukan penerapan suatu sistem pendayagunaan SDM apartur yang baik dan tepat.
“Maka konsekuensi logisnya seorang pejabat pimpinan tinggi haruslah memenuhi kompetensi kualifikasi, yang sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan urusan pemerintahan yang dilaksanakan,” terang Gibran.
Selain itu salah satu tanggung jawab yang dimiliki seorang pejabat pimpinan tinggi adalah membimbing dan membina rekan kerja di organisasi yang dipimpinnya dalam penerapan kedisiplinan.
“Dengan harapan masing-masing dari ASN saling mengingatkan jika melakukan indispliner, dan melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan norma-norma dan aturan yang berlaku,” tegasnya.
Sebelumnya, Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani bersuara kencang soal pemimpin yang terlalu banyak pencitraan di sosial media. Pemimpin yang nyata adalah sosok yang dilihat teman-temannya di lapangan, bukan dia media sosial.
"Pemimpin itu ke depan adalah pemimpin yang ada di lapangan bukan di sosmed. Pemimpin yang memang dilihat teman-temannya, orang-orang yang mendukungnya. Ada di lapangan, bukan hanya di media," kata Puan di Semarang.