Djawanews.com - Laporan terbaru dari International Renewable Energy Agency (IRENA) menunjukkan bahwa energi terbarukan kini menjadi opsi paling ekonomis untuk produksi listrik. Pada tahun 2025, energi terbarukan diprediksi menjadi pilihan utama dalam pembangkit listrik baru, dengan sekitar 91 persen dari pembangkit terbarukan yang baru dibangun menghasilkan listrik dengan biaya lebih rendah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil.
Biaya produksi listrik dari pembangkit tenaga angin darat (onshore wind) dan tenaga surya fotovoltaik (solar PV) jauh lebih murah dibandingkan dengan pembangkit listrik fosil.
Pembangkit angin darat kini hanya memerlukan biaya sebesar 0.034 dolar AS per kWh, sementara pembangkit tenaga surya fotovoltaik hanya memerlukan 0.043 dolar AS per kWh. Angka tersebut jauh lebih murah dibandingkan pembangkit listrik berbahan bakar fosil yang masih memerlukan biaya lebih tinggi.
Penurunan Biaya dan Kemajuan Teknologi dalam Produksi Listrik Terbarukan
Kemajuan teknologi juga turut berperan dalam menurunkan biaya produksi listrik dari energi terbarukan. Misalnya, biaya sistem penyimpanan energi baterai (BESS) telah turun hingga 93 persen sejak 2010, yang menjadikan penyimpanan energi lebih murah dan efisien.
Pada tahun 2025, biaya pemasangan pembangkit tenaga surya PV hanya sekitar 691 dolar AS/kW, sementara pembangkit tenaga angin darat hanya memerlukan biaya 1.041 dolar AS/kW.
Laporan IRENA juga mengungkapkan bahwa meskipun biaya energi terbarukan secara global semakin terjangkau, di beberapa daerah seperti Eropa dan Amerika Utara, biaya bisa tetap tinggi. Hal ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti izin yang lambat dan tingginya biaya komponen pendukung di luar pembangkit utama.
Dengan biaya yang semakin terjangkau dan dampak lingkungan yang lebih rendah, energi terbarukan semakin menarik bagi negara-negara berkembang di Asia, Afrika, dan Amerika Selatan. Di wilayah ini, penurunan biaya energi terbarukan dapat mempercepat adopsi teknologi ramah lingkungan.
Meskipun penurunan biaya diprediksi akan melambat, dampaknya tetap besar, terutama di negara-negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang pesat.
Seiring dengan turunnya biaya dan kemajuan teknologi, produksi listrik dari sumber energi terbarukan semakin menjadi pilihan utama untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan dan ekonomis. Negara-negara berkembang dapat memanfaatkan perkembangan ini untuk mempercepat transisi energi mereka menuju sumber energi yang lebih berkelanjutan.
Demikian informasi seputar produksi Listrik terbarukan di 2025. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.