Djawanews.com – Meskipun pengolahan daging anjing banyak dikecam komunitas pecinta hewan, namun banyak masyarakat di Kabupaten Cilacap masih menggemari daging anjing khususnya diolah menjadi tongseng asu (anjing) atau yang biasa disingkat dengan 'sengsu'.
Menurut Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cilacap drh Sadewa mengakui, jika selama ini Cilacap mendapatkan pasokan daging anjing dari Kabupaten tetangganya di antaranya Pangandaran, Ciamis dan Kota Banjar.
Sadewa memperkirakan jika daging anjing yang masuk ke Cilacap berasal dari anjing liar hasil tangkapan di hutan. “Dalam sebulannya bisa mencapai 300 ekor anjing yang dikirim ke warung-warung kuliner sate Jamu (Sate daging anjing) dan Sengsu di Cilacap,” ungkap Sadewa dilansir dari KR, (29/9).
Masuknya ratusan anjing siap olah ke Cilacap tersebut membuat daerah perbatasan, yang menjadi lalu lintas anjing dari Jawa Barat perlu dilakukan pemeriksaan. Hal tersebut agar menjamin anjing-anjing yang dikonsumsi masyarakat Cilacap sehat dan tidak terjangkit penyakit rabies.
Sementara itu, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Cilacap, Puji Hartono mengatakan, jika belum lama ini, pihaknya juga sempat mencurigai hewan yang suspek rabies di daerah perbatasan. “Namun dari hasil pemeriksaan ternyata negatif,” katanya.
Meskipun belum ada temuan hewan konsumsi yang terjangkit rabies, Puji menyatakan jika pihaknya mendukung upaya vaksinasi rabies di daerah perbatasan. Perlu diketahui, Cilacap dinyatakan bebas Rabies sejak tahun 1997.
Selain konsumsi daging Anjing di Cilacap, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews. Untuk mendapatkan informasi cepat dan menarik jangan lupa ikuti Instagram @djawanewscom.