Djawanews.com – Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti menegaskan guru dan kepala sekolah yang akan bertugas di Sekolah Rakyat (SR) berasal dari tenaga pendidik yang sudah aktif mengajar, bukan hasil rekrutmen baru. Ia memastikan guru-guru ini pada waktunya nanti siap untuk ditugaskan.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti memastikan bahwa guru dan kepala sekolah yang akan ditempatkan di Sekolah Rakyat (SR) bukan berasal dari rekrutmen baru, melainkan guru yang sudah aktif mengajar.
"Dalam rapat terakhir yang kami terima laporannya, guru-guru itu pada waktunya nanti sudah siap untuk ditugaskan. Mereka bukan guru yang kami rekrut baru, tetapi memang sudah berprofesi sebagai guru. Hanya saja, mereka akan ditugaskan di Sekolah Rakyat," ujar Abdul Mu’ti dalam keterangan tertulis, Kamis, 22 Mei.
Ia menambahkan, hingga saat ini belum ada kepastian mengenai jumlah kebutuhan guru di Sekolah Rakyat karena masih dalam tahap perencanaan dan pengembangan.
“Kebutuhan guru tergantung dari jumlah Sekolah Rakyat yang akan dibuka tahun ini. Saat ini prosesnya masih berjalan, jadi jumlah pastinya belum bisa ditentukan,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan 65 Sekolah Rakyat akan mulai beroperasi pada 2025. Sekolah tersebut dirancang untuk menampung sekitar 6.800 siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Program Sekolah Rakyat merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan akses pendidikan dasar yang inklusif dan terjangkau bagi kelompok masyarakat miskin dan rentan.