Djawanews.com - Tanpa takut, Tukul Subagiyono tiba-tiba mengangkat tangan. Memanggil Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo supaya bisa mendekat ke dia.
Tukul Subagiyono adalah seorang buruh tani di Desa Kotesan Kecamatan Prambanan Klaten. Tapi kejujurannya wajib dicontoh oleh siapapun.
Ganjar datang ke desa ini karena mendengar adanya laporan bantuan sosial tunai (BST) yang tak tepat sasaran. Tukul memang berhak mendapat bantuan. Tapi tidak untuk dua kali.
"Ini punya saya mau saya kembalikan pak. Wong saya sudah dapat bantuan kok dapat lagi. Kasihan yang lain Pak, biar untuk yang lain saja," kata Tukul Subagiyono, Rabu 4 Agustus 2021.
Ganjar kemudian mendekat dan coba bertanya alasan Tukul mengembalikan. Padahal kalau mau, Tukul bisa saja mengambil tanpa ketahuan.
"Saya cuma buruh tani pak. Ini saya kembalikan, wong saya sudah dapat. Satu bantuan saja sudah cukup Pak, masa mau dapat lagi. Ya walaupun saya butuh sebenarnya, tapi kan saya sudah dapat. Yang lain masih banyak yang butuh dan tidak dapat," papar Tukul yang langsung dibalas dua jempol oleh Ganjar.
Bukan cuma Tukul. Ada dua warga lain di tempat itu yang ternyata ingin mengembalikan bantuan. Mereka adalah Jannah dan Yoga Pratama. Jannah adalah seorang ibu rumah tangga yang suaminya bekerja sebagai kuli bangunan, sementara Yoga adalah seorang mahasiswa.
"Suami saya sudah dapat bantuan dari dana desa pak, jumlahnya juga sama Rp300 ribu per bulan. Nggak tahu kok ini dapat bantuan lagi, makanya saya kembalikan. Mudah-mudahan dapat orang lain yang membutuhkan,” kata Jannah.
Sementara Yoga, dia mengatakan bantuan dana desa sudah diterima ayahnya. Untuk bantuan BST, diterima atas namanya.
"Kan menurut aturan undang-undang, katanya satu kepala keluarga dapat satu bantuan saja. Tapi kok di keluarga saya dapat dua. Makanya saya berinisiatif mengembalikan. Mungkin bisa digunakan ke masyarakat yang membutuhkan,” tegasnya.
"Kalau bisa pemerintah juga memperbaiki data agar bantuan tepat sasaran. Sama yang kaya, jangan rebutan bantuan. Kasihan warga lain, banyak yang kerja sehari untuk makan hari itu. Kalau sekarang tidak kerja karena Covid, mereka tidak makan,” pinta Yoga.
Ganjar sangat bangga pada warganya yang mau mengembalikan bantuan itu karena memang tidak berhak. Menurutnya, itu adalah contoh moralitas yang harus menjadi tauladan masyarakat lainnya sekaligus menjadi acuan pemerintah untuk melakukan perbaikan data.
Ganjar berharap apa yang dilakukan Tukul, Jannah, Yoga, dan Dobby ini, menjadi inspirasi banyak orang. Sebab saat ini, bantuan memang banyak yang tak tepat sasaran, sehingga menimbulkan kecemburuan. Karena kejujurannya, tiga orang warga Klaten yang mengembalikan bantuan itu langsung mendapat hadiah uang tunai dari Ganjar. Sementara Dobby, warga Boyolali tidak diberi hadiah karena seorang perangkat desa.
"Rezeki wis ana sing ngatur nggih. Merga sampeyan jujur, tak kasih hadiah,” pungkasnya sambil pamitan.