Djawanews.com – Baru berumur 29 hari bayi Beverly Alezha Marlein atau akrab disapa "Baby Bev" akhirnya menyerah dengan pernapasan yang dideritanya setelah terpapar COVID-19.
Dilansir Djawanews dari laman Kompas.com, terpaparnya Baby Bev oleh COVID-19 berawal dari kunjungan keluarga di rumahnya dua hari setelah ia dilahirkan. Seminggu setelah kunjungan tersebut karena ada gejala yang dirasakan oleh keluarga inti maka dilakukan tes PCR.
Hasil tes menunjukkan kedua orang tua Baby Bev positif COVID-19. Melihat hasil tes tersebut satu keluarga besar yang pernah ikut bersinggungan dalam kunjungan keluarga tersebut melakukan tes COVID-19 secara massal.
Setelah dilakukannya tes massal, ternyata banyak dari anggota keluarga besar itu yang terpapar COVID-19, dan salah satunya termasuk Baby Bev.
"Saya, Bev, kakaknya Bev, dan beberapa anggota keluarga. Hasil positif 22 Juni 2021," ungkap Ibunda Baby Bev, Tirsa.
Keluarga pun berkonsultasi dengan dokter dan diputuskan agar keluarga tersebut menjalani isolasi mandiri. Awalnya Baby Bev tidak menunjukkan gejala.
"Beverly enggak ada gejala. (Akhirnya isolasi mandiri), tapi tetap dengan pantauan dokter anak," papar Tirsa.
Lima hari kemudian yakni pada 27 Juni baru kemudian Baby Bev menunjukkan gejala-gejala. Namun karena hari libur, Baby Bev baru mendapatkan penanganan pada 29 Juni yang sayangnya pada saat itu paru-parunya sudah terinfeksi dan direkomendasikan untuk masuk NICU.
Tetapi sekali lagi hal itu tidak bisa dilakukan. NICU di berbagai rumah sakit sudah penuh. Ada setidaknya 10 rumah sakit yang didatangi Tirsa, hasilnya nihil.
Kabar baik datang malam harinya yakni sebuah rumah sakit di Tangerang bersedia menampung Beverly.
"Dokter enggak ngomong ada NICU, 'Ke sini aja dulu, ditangani dulu. NICU-nya kami usahakan menyusul," kata Tirsa.
Sesampainya di rumah sakit tersebut, Baby Bev langsung menjalani inkubasi. Ketika itu, saturasi oksigennya sudah menipis dan ada di bawah 69 persen.
Selama dirawat, kondisi Baby Bev naik turun dan setelah sempat mengalami kritis karena saturasi oksigen di angka 30 persen, akhirnya pada Rabu (7 Juli) siang, nyawa Beverley tidak tertolong lagi.
"Dokter ngomong, kemungkinan jantungnya berhenti mendadak karena saking capek-nya," ujar Tirsa.
Baby Bev dimakamkan tidak dengan prokes COVID-19 karena tes yang dilakukan pada 1 Juli dan setalah meninggal (pada 7 Juli) menunjukkan hasil negatif.
Tirsa berpesan kepada semua masyarakat terlebih bagi yang punya bayi untuk lebih berhati-hati dalam kondisi seperti sekarang ini.
"Terlebih yang punya bayi agar menjaga bayinya. Enggak usah ada kerumunan atau dikunjungi," ucap Tirsa.