Djawanews - Entah apa maksud peristiwa yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur ini. Sebuah batu nisan dari kuburan orang Tionghoa dialihfungsikan menjadi tutup got.
Informasi ini disampaikan Pendiri Museum Pustaka Peranakan Tionghoa, Azmi Abubakar melalui akun Twitternya. Dia lalu mengaitkan peristiwa ini dengan pengaruh Orde Baru.
"Bongpay (batu nisan khas orang2 Tionghoa) yg dijadikan tutup got. Sungguh menyedihkan, hal seperti ini juga ditemukan dibeberapa kota lainnya," terang Azmi.
"Tak Kenal Maka Tak Sayang. Inilah satu akibat dari pelarangan aksara mandarin di era orba."
Bongpay (batu nisan khas orang2 Tionghoa) yg dijadikan tutup got. Sungguh menyedihkan, hal seperti ini juga ditemukan dibeberapa kota lainnya. Tak Kenal Maka Tak Sayang. Inilah satu akibat dari pelarangan aksara mandarin di era orba.
— Azmi Abubakar (IG: azmiabubakar12) (@Azmiabubakar12) June 16, 2021
Lokasi di Surabaya.
(Foto: Sayfudin Endo) pic.twitter.com/Cur2xNkTRu
Unggahan dia menjadi viral di media sosial. Banyak yang mengomentari dan menyatakan keprihatinan dengan kejadian ini.
Setelah ramai, Pemkot Surabaya lewat akun @banggasurabaya langsung merespon. Akun ini bertanya kepada Azmi tentang di manakah letak batu nisan yang dipakai menjadi tutup got tersebut.
"Nama daerahnya Pakis Sidokumpul, jika kita dari arah pemakaman kembang kuning, lokasinya sebelah kanan, di gang pertama (lebar sekitar 1,5 mtr), masuk sekitar 30 meter." respon Azmi.
Tanggapan warganet pun beragam, ada yang menyayangkan tindakan orang yang menjadikan nisan tersebut menjadi tutup got.
Ia bahkan mengartikan tulisan dalam aksara Han di atas nisan orang Tionghoa tersebut.
"Kiri: lahir 1897 , wafat 1965
Kanan: lahir 1911, wafat 1965
Bisa juga karena tidak dirawat/diambil keluarga ketika makam leluhur dibongkar untuk dikremasi kerangka nya. Sama orang sekitar makam dimanfaatkan karena bahan yang bagus (rata-rata dari marmer).
— SuryaK (@SuryaK29090950) June 16, 2021