Djawanews.com - Energi hijau dari PLTA Danau Toba menjadi tulang punggung industri aluminium Indonesia. Debit air Sungai Asahan yang mengalir dari danau ini mampu menghasilkan ratusan megawatt listrik, menggerakkan PLTA Sigura-gura dan Tangga. Energi tersebut kemudian dialirkan ke smelter PT Inalum di Kuala Tanjung, Batu Bara.
Produksi aluminium nasional sangat bergantung pada pasokan listrik murah dan ramah lingkungan ini. Setiap ton aluminium memerlukan 14.471 kWh, dan PLTA Danau Toba membuat biaya listrik jauh lebih rendah dibanding tarif PLN. Efisiensi ini menjadikan produk Inalum kompetitif di pasar global.
Keunggulan lain adalah jejak karbon yang rendah. Dengan emisi hanya 3,8 ton CO₂e per ton aluminium, jauh di bawah rata-rata global, Inalum dinilai sebagai pionir green aluminium di Asia Tenggara.
Hilirisasi Nasional Didukung PLTA Danau Toba
Hilirisasi aluminium kini semakin kuat dengan beroperasinya Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah. Indonesia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada impor alumina dari Australia. Stabilitas pasokan energi dari PLTA Danau Toba memastikan Inalum tetap untung meski harga aluminium dunia fluktuatif.
Tahun 2024, produksi aluminium mencapai 274 ribu ton, melampaui kapasitas desain. Pendapatan perusahaan tercatat US$716,9 juta, dengan laba bersih mencapai US$123,7 juta. Keberhasilan ini menunjukkan peran besar energi bersih dalam menopang hilirisasi nasional.
Selain itu, dampak sosial dan ekonomi juga signifikan. Sebagian besar pegawai Inalum berasal dari Sumatera Utara, sementara program pendidikan dan konservasi lingkungan turut mendorong pertumbuhan daerah.
Tantangan utama PLTA Danau Toba adalah kestabilan debit air. Perubahan fungsi lahan, deforestasi, dan anomali cuaca sering memengaruhi aliran air. Untuk mengatasi hal ini, Inalum menerapkan sistem SCADA guna memantau ketinggian air dan melakukan konservasi melalui penanaman ratusan ribu pohon produktif di sekitar danau.
Langkah ini tidak hanya menjaga ekosistem, tetapi juga memberi nilai ekonomi bagi masyarakat. Dengan pendekatan berkelanjutan, PLTA Danau Toba akan terus menjadi ikon energi hijau Indonesia.
PLTA Danau Toba bukan sekadar sumber energi, melainkan penopang hilirisasi aluminium nasional. Dengan efisiensi tinggi, jejak karbon rendah, dan kontribusi sosial yang nyata, energi hijau dari Danau Toba menjadi warisan strategis bagi generasi mendatang.
Demikian informasi seputar PLTA Danau Toba. Untuk berita ekonomi, bisnis dan investasi terkini lainnya hanya di Djawanews.com.