Djawanews.com – Kenakalan remaja di Yogyakarta atau biasa disebut dengan klitih, disebut memiliki cara baru. Jika sebelumnya klitih di Jogja menggunakan sajam dan atau batu, kini menggunakan air keras.
Pendiri Jogja Anti Kriminal (JAK) Heru menyatakan bahwa ia melihat perubahan perilaku klitih yang terjadi di Kecamatan Ngaglik, Sleman belum lama ini. Saat itu pelaku klitih menyiramkan air keras pada goweser perempuan.
“Ini bisa dikatakan klitih model sekarang. Mereka enggak pakai sajam tapi air keras. Jadi kalau metode ini berhasil, bisa jadi inspirasi pelaku-pelaku lain,” jelas Heru, dikutip dari Tagar, Jumat, (6/11/2020).
Heru sendiri telah bertahun-tahun bersinggungan dengan kasus klitih di Yogyakarta. Ia mengatakan bahwa para pelaku mencari cara lain agar kejahatan mereka lebih mulus dilakukan.
Banyaknya pelaku klitih yang tertangkap karena terbukti membawa sajam membuat mereka mencari alternatif lain, salah satunya dengan teror air keras. Dua model perilaku kriminal itu sama-sama tak punya motif atau hanya didasari pada iseng belaka.
Heru menjelaskan, dalam kasus ini pelaku sama-sama meneror dan bisa melukai orang tak dikenal.
“Karena jika sudah mulai cara baru ngelitih dan tidak ada follow up-nya oleh pihak berwajib, maka ini akan menjadi inspirasi pelaku lain,” jelasnya.
Untuk memantau klitih di Jogja dan berita Jogja lainnya, kunjungi situs resmi Warta Harian Nasional Djawanews. Anda juga bisa mengikuti kami melalui akun media sosial Instagram @djawanewscom dan melalui aplikasi Babe. Hubungi kami untuk membagikan foto, video, artikel, dan berita lainnya.