Djawanews.com – Beberapa hari yang lalu salah satu pedagang kaki lima (PKL) di Kawasan Wisata Malioboro, Yogyakarta meninggal akibat Covid-19. Kemudian masifnya pemberitaan di media sosial yang kurang valid menyebabkan beberapa pihak mengalami kerugian, salah satunya adalah Toko Sepatu Nam Hien.
Vivi Trisnawati yang merupakan pemilik Toko Sepatu Nam Hien akhirnya angkat suara atas ramainya pemberitaan yang mencatut nama tokonya tersebut. Vivi mengaku jika kini tokonya sepi, dan dirinya mendapatkan perlakuan diskriminatif.
Informasi tentang pelacakan yang pertama tersebut, menurut Vivi adalah hoaks. Ketua RT 35, RW 09 Kelurahan Sosromenduran, Gedongtengen Yogya, tersebut menyatakan meskipun PKL yang meninggal berjualan di depan tokonya, namun dirinya tidak pernah berinteraksi kembali dengan pedagang tersebut.
“Pedagang PKL itu meninggalnya tidak di Malioboro dan sudah dua minggu lebih tidak berjualan, sehingga dipastikan saya dan ibu saya tidak ada kontak dengan almarhumah,” jelas Vivi dilansir dari KR, (9/9).
Sementara itu, Kepala Puskesmas Gedongtengen Yogyakarta, dr Tri Kusumo Bawono SE yang turut mendampingi Vivi mengaku heran dengan tracing pertama yang belum valid tersebut dapat bocor.
“Akibat berita hoax yang tersebar itu, Bu Vivi dan PKL lain mengalami dampak sosial yang cukup besar yaitu mendapat stigma negatif dan diskriminasi,” terang Tri.
Tri berharap adanya klarifikasi dapat membuat suasana kondusif. Pihaknya juga memastikan jika Vivi dan keluarganya tidak pernah berhubungan dengan korban dan tidak termasuk dalam daftar kontak tracing.
Selain kabar PKL meinggal akibat Covid-19 di Malioboro, simak berita menarik dari berbagai daerah lainnya di Nusantara hanya di Warta Harian Nasional Djawanews.