Shalfa Avrila Siani, salah seorang atlet senam artistik yang berasal dari Kota Kediri secara mengejutkan dipulangkan oleh tim pelatih. Dipulangkannya Shalfa menjadikanya gagal mewakili Indonesia dalam ajang SEA Games 2019 di Filipina. Pemulangan juga dilakukan secara paksa dengan alasan yang dinilai oleh pihak keluarga tak profesional, yakni dengan alasan tak perawan.
Melihat Shalfa dipulangkan dari ajang SEA Games 2019, keluarga mengaku kaget dan kecewa dengan tragedi yang menimpa anaknya. Bahkan, mereka kemudian memeriksakan Shalfa ke rumah sakit untuk membuktikan tuduhan tim pelatih atas Shalfa.
Ibu kandung Shalfa, Ayu Kurniawati, mengaku sangat kecewa. Ia menilai tindakan tim pelatih kepada putrinya juga tak disertai dengan surat pemberitahuan terlebih dahulu.
Shalfa Gagal Ikuti SEA Games 2019
“Ya kaget. Tidak nyangka dibuat begitu sama pelatihnya, terus dilempar begitu saja. Tidak ada surat tidak pemberitahuan. Langsung disuruh ambil saja,” kata Ayu saat ditemui wartawan di Kediri, Jumat (29/11/2019).
Dalam keterangan Ayu Kurniawati, pelatih memulangkan atlet SEA Games 2019 itu lantaran Shalfa kerap pulang malam dan selaput daranya sudah robek. Hal itu yang kemudian mendasari Ayu untuk membawa Shalfa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Kota Kediri. Dari hasil pemeriksaan, selaput dara Shalfa disebut masih utuh.
“Saya merasa lega karena hasilnya masih virgin kata dokternya. Tetapi pihak pelatih meragukan hasil itu. Katanya harus dites lagi di Rumah Sakit Petro,” kata Ayu.
Menanggapi hal tersebut, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali kemudian meluruskan masalah. Ia juga mengaku telah menghubungi PERSANI untuk mengklarifikasi pemulangan atlet.
“Kami baru dapat info kehebohan soal berita pemulangan atlet senam SEA Games secara paksa oleh pelatih PERSANI. Kami langsung call Bu Ita dari PERSANI, dan infonya tidak betul ada pemulangan paksa oleh pelatih PERSANI” kata Zainudin saat melakukan siaran pers di Surabaya, Jumat (29/11/2019).
Menpora juga mengatakan, pelatih menilai atletnya kuran disiplin dan kurang fokus dalam berlatih. Oleh karenanya, pelatih memutuskan untuk mengganti atlet tersebut dengan atlet lain. Atlet yang menggantikan juga disebut memiliki peringkat yang lebih tinggi.
“Yang benar, kata Pak Indra (pelatihnya yang di Jatim) bahwa atlet tersebut indisiplin dan kurang fokus dan berdampak prestasi menurun, sehingga diputuskan pelatihnya tidak disertakan di SEA Games 2019. Dan digantikan oleh atlet lain yang peringkatnya jauh lebih tinggi,” jelas Zainudin.