Djawanews.com – Kementerian Luar Negeri RI menyatakan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) di Iran dan Israel yang menjadi korban di tengah situasi kedua negara saling serang sejak Jumat pekan lalu. Tercatat ada sekitar 500-an WNI yang berada di Iran dan Israel.
Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa pihaknya bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Amman terus memonitor perkembangan situasi.
Berdasarkan data terakhir, terdapat 386 WNI di Iran, dengan mayoritas merupakan pelajar dan mahasiswa yang menetap di Kota Qom. Sementara itu, 194 WNI tercatat di Israel, kebanyakan peserta magang pendidikan di Kota Rafah.
"Dalam komunikasi KBRI Amman dan KBRI Teheran dengan para WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban dalam konflik Iran dan Israel," ungkap Judha kepada wartawan, Rabu 18 Juni.
Lebih jauh Judha menerangkan, beberapa WNI yang melakukan perjalanan singkat sempat terkendala karena wilayah udara yang ditutup dan mengganggu jalur penerbangan.
Diketahui, sejumlah negara di kawasan Timur Tengah menutup wilayah udaranya, sementara sejumlah maskapai membatalkan atau mengalihkan rute penerbangannya, imbas saling serang antara Israel dengan Iran.
"Tercatat 42 WNI peziarah yang ada di Yerusalem, awalnya harus keluar Israel melalui Bandara Ben Gurion. Namun karena tertutup, KBRI Amman membantu untuk memindahkan mereka melalui jalur darat menuju ke Yordania dan sudah kembali ke Indonesia kemarin," ungkap Judha.
"Kami juga mencatat 8 jemaah haji WNI yang berasal dari Inggris yang sempat terkendala di Amman dan sudah kembali ke Inggris," lanjutnya.
"Kemudian ada 2 peziarah WNI di Kota Qom, yang awalnya berencana pulang melalui Bandara Internasional Teheran, namun karena ditutup, atas bantuan KBRI, mereka bisa keluar melalui jalan darat menuju ke Pakistan," tandas Judha.
Mengantisipasi eskalasi lebih lanjut, Judha mengatakan rencana kontijensi telah disusun KBRI Teheran sejak tahun lalu. Status siaga 2 juga sudah ditetapkan tahun lalu. Kemlu, lanjut Judha, terus mengikuti dari dekat kemungkinan eskalasi lebih lanjut.
Kemlu RI bersama KBRI Teheran kemarin malam melakukan town hall meeting, bertemu dengan WNI di Iran secara virtual, untuk mengetahui kondisi dan menyampaikan langkah kontijensi yang sudah disiapkan KBRI Teheran dan pemerintah pusat.
"Memang statusnya Siaga 2, namun kami mengimbau agar para WNI selalu waspada dan selalu memonitor situasi yang ada. Jika terjadi eskalasi kita dapat tingkat menjadi Siaga 1 dan kemudian melaksanakan proses evakuasi," terang Judha.
"Langkah koordinasi sudah dilakukan dengan kementerian dan lembaga terkait di Indonesia untuk memastikan, jika nanti pemerintah memutuskan evakuasi, proses penerimaan di Indonesia juga dapat berjalan dengan lancar," tambahnya.
Kemlu meminta WNI di Iran dan Israel meningkatkan kewaspadaan, memonitor situasi yang ada dari media resmi pemerintah dan KBRI, menghindari keluar rumah untuk hal yang tidak penting, segera menghubungi hotline KBRI Amman maupun KBRI Teheran jika terjadi keadaan darurat.
"Bagi WNI yang memiliki rencana perjalanan ke Iran, Israel, Suriah, Lebanon dan Yaman, kami menyarankan agar dapat menunda perjalanannya. Karena di negara-negara tersebut perwakilan RI sudah menetapkan status siaga," imbau Judha.
"Bagi warga negara kita yang memiliki rencana penerbangan melewati wilayah Timur Tengah, agar selalu memeriksa jadwal penerbangan terakhir ke maskapai masing-masing, antisipasi buka-tutup wilayah udara yang dapat mengganggu jadwal penerbangan," tambahnya.
Sementara itu, Dubes Terpilih RI untuk Teheran Rolliansyah Soemirat menambahkan, staf KBRI Teheran terus melakukan upaya maksimal dalam rangka memantau situasi WNI di berbagai kota.
"Kami akan terus melakukan koordinasi dengan pusat untuk melakukan updated situasi di lapangan, situasi terkait WNI di Iran atau pun isu lain," jelasnya.
Diketahui, Israel meluncurkan serangan udara dalam operasi "Raising Lion" yang diklaim menargetkan fasilitas militer dan nuklir Iran pada Jumat dinihari pekan lalu. Serangan itu memicu balasan dari Iran dan hingga Rabu dinihari saling serang masih berlangsung.