Djawanews - Kepanikan sedang melanda tim tenis meja Singapura. Tiga pekan sebelum Olimpiade Tokyo dimulai, persiapan mereka terganggu karena ada awak media Jepang dinyatakan positif Covid-19 tapi sempat wawancarai salah satu atlet mereka.
Para atlet Singapura sudah terbang ke Jepang pada 27 Juni lalu. Mereka memilih markas di Kota Shimada, Shizuoka untuk persiapan Olimpiade Musim Panas. Mereka baru akan bergerak ke Tokyo pada 18 Juli nanti.
Manajer senior kinerja tinggi Asosiasi Tenis Meja Singapura (STTA) Eddy Tay mengaku dia dan salah seorang pemain lainnya diwawancara media Jepang dalam konferensi pers di kota Shimada pada Selasa, 29 Juni kemarin.
Belakangan, mereka mendapat kabar kalau salah satu juru kamera di acara tersebut dinyatakan positif.
"Selama wawancara, kami menjaga jarak fisik setidaknya 3 meter dari media dan mengenakan masker sepanjang waktu. Anggota tim lainnya tidak berinteraksi dengan media dan berada 10m jauhnya," kata Tay seperti dilansir dari The Strait Times, Senin 5 Juli.
Tay bilang, seluruh kontingen Singapura di Shizuoka menjalani tes Covid-19 setiap hari dan sejauh ini dinyatakan negatif. Dia juga mengatakan para pemain dan ofisial terus mempraktikkan langkah-langkah jarak sosial dan mengikuti protokol kebersihan yang ketat, dan terus memantau kesehatan mereka untuk memastikan tim aman.
"Kami berterima kasih kepada semua orang atas dukungan dan perhatian mereka, dan akan terus mematuhi protokol yang berlaku," katanya.
Kantor Berita Kyodo melaporkan bahwa juru kamera yang dites positif berusia 30-an, dan telah mewawancarai para atlet Singapura dan memfilmkan latihan mereka.
Ia menjalani tes polymerase chain reaction (PCR) setelah rekannya - yang tidak terlibat dalam wawancara dengan tim Singapura - melaporkan gejala Covid-19, dan dipastikan positif pada Jumat (2 Juli).