Djawanews.com - Orang pelit dan hemat sangat jelas perbedaannya. Orang pelit atau kikir yang tidak suka berbagi adalah sifat negatif yang tak disukai oleh lingkungan sosial.
Sifat pelit ini mendorong seseorang untuk menumpuk harta tanpa cukup perhatian dengan nasib orang-orang di sekelilingnya. Padahal, pelit sendiri jauh berbeda dengan hemat.
Orang yang berhemat berarti membiasakan diri untuk sederhana dan berusaha mengendalikan nafsu. Berhemat juga berarti tak segala keinginan kita bisa dipenuhi dengan mudah.
Sementara banyak orang berpikir bahwa pelit hanya masalah pribadi seseorang. Padahal tidak, sebab dampaknya bisa dirasakan orang banyak. Sifat kikir ini bisa membawa bahaya besar bagi kehidupan pribadi dan lingkungan di sekitarnya.
Dampak luas itu terjadi karena sifat kikir bisa menjerumuskan orang untuk melakukan segala cara demi mendapatkan harta. Pelit juga cenderung memutuskan silaturahmi dan relasi dengan orang lain karena orang pelit tidak peduli dengan lingkungannya dan lebih mementingkan diri sendiri.
Dampak Kesehatan yang Muncul
Ada juga dampak kesehatan yang timbul jika kita termasuk orang pelit. Salah satunya adalah stres. Hal ini pun pernah diteliti oleh tim dari Queensland University of Technology.
Para ahli menafsirkan bahwa para responden yang pelit cenderung memiliki kadar stres yang lebih tinggi. Kemungkinan besar hal itu disebabkan oleh perasaan bersalah, terutama karena kurang mau berbagi.
Penelitian ini berhubungan erat dengan penelitian mengenai manfaat altruisme dalam konteks ekonomi. Contohnya dengan memperbanyak beramal yang justru memberikan manfaat dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan.
Maka tak heran jika banyak pesohor dunia maupun Tanah Air tetap sehat dan malah bertambah tajir setelah mereka berbagi. Mereka siap merogoh kocek dalam-dalam untuk berbagi kepada banyak orang.
Jadi, tak ada ruginya berbaik hati kepada banyak orang. Toh, dampak kesehatan karena jadi orang pelit lebih merugikan diri sendiri karena pelit akan timbulkan perasaan bersalah.