Djawanews.com – Nama Komisaris PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi sorotan usai kenaikan harga Pertamax. Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi menyebut Ahok malah menghilang ketika masyarakat dibuat heboh dengan kenaikan harga Pertamax.
Sebab, sepengetahuannya, Ahok pernah memastikan kalau masyarakat tidak akan terbebani dengan harga BBM. Namun nyatanya klaim itu tak terbukti, publik pun akhirnya mempertanyakan kembali kinerja Ahok.
“Ahok ngapain aja? Kok tidak bisa berbuat apa-apa, saat Premium mulai hilang dan Pertamax naik? Ini kegagalan Ahok dan Jokowi dalam mengelola negara dan Pertamina,” kata Arbi, Selasa, 5 April.
Beberapa pihak menilai Ahok tidak melakukan upaya apa pun dalam membatalkan kenaikan harga BBM jenis Pertamax. Seperti dilaporkan, kenaikan Pertamax sebelumnya sudah resmi ditetapkan pada 1 April 2022.
Arbi lantas meminta agar Ahok melepas jabatannya jika tidak mampu mengurangi penderitaan rakyat Indonesia dari tingginya harga Pertamax.
“Hanya dikenal lebih banyak bacot daripada kerja. Sebaiknya Ahok mundur dari Komisaris Pertamina. Dengan gaji besar, ternyata rakyat subsidi Ahok dengan naiknya BBM Pertamax,” kata Arbi.
Sebelumnya, Ahok pernah mengatakan bahwa Pertamina masih akan tetap mencetak keuntungan di atas 1 miliar dolar AS meski tidak menaikkan harga BBM. Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara DBSI Spring Festival: Roaring to Win 2022 yang diselenggarakan pada Kamis, 10 Februari 2022.
Menurut dia, sejak dua tahun terakhir, Pertamina memang berhasil tidak menaikkan harga BBM.
Selain itu, Ahok juga sempat mengklaim bahwa wacana kenaikan harga Pertalite dan gas elpiji 3 kg yang diumumkan oleh Menko Marvest, Luhut Binsar Pandjaitan, belum ada kepastian.
“Belum ada (wacana kenaikan pertalite dan elpiji 3 kg),” katanya pada Sabtu, 2 April 2022 lalu.
Ketidakpastian ini yang kemudian mengundang tanda tanya dan kekhawatiran besar dari masyarakat, melihat klaim Ahok sebelumnya terkait harga Pertamax tidak akan naik ternyata tak terbukti.
Pasalnya, di tengah kondisi ekonomi yang belum sepenuhnya pulih ini, masyarakat justru harus diteror dengan kenaikan sejumlah harga barang, termasuk Pertamax, tarif PPN, dan lainnya.