Djawanews - Komando PPKM Darurat Jawa-Bali buka-bukaan bagaimana industri kesehatan di Indonesia sebelum pandemi. Dulu, negeri ini bahkan tidak bisa membuat obat paracetamol sendiri.
"Deddy, Kita baru tahu tuh, ketika India Lockdown tahun lalu. Kita gelagapan, kita biasanya punya paracetamol. Negeri mu yang hebat gede ini, enggak punya paracetamol industry, kita harus impor dari India, 95 persen bahan baku impor dr luar. Sekarang kita punya," kata Menko Marves ini.
Hal itu disampaikan Luhut saat jadi pembicara dalam kanal podcast Deddy Corbuzier seperti dilihat redaksi di YouTube Deddy Corbuzier, Selasa, 6 Juli.
Luhut menyebut kondisi itu dipengaruhi oleh keberadaan mafia di industri kesehatan. Bahkan Luhut tidak menampik kalau pandemi ini membuat mereka untung sangat besar.
"Sangat (diuntungkan), sangat, bukannya ada, sangat," jawabnya.
Pandemi ini juga membuka mata lebar-lebar kalau ada yang salah dalam pengelolaan negeri ini di bidang kesehatan. Presiden Jokowi, kata Luhut, melakukan reformasi besar-besaran di bidang industri farmasi dalam negeri.
"Makanya saya bilang, maaf buat yang meninggal gara-gara ini, (pandemi) momen buat kita lakukan reformasi dan presiden lakukan banyak reformasi, misalnya obat kita dorong pabrik obat dalam negeri," katanya.
Selama kunjungan kerja ke luar negeri, Luhut menemukan fakta kalau 2/3 bahan baku obat di seluruh dunia itu berasal dari China. Makanya dia melobi pemerintah China agar mau melakukan kerja sama di berbagai bidang.
"Kita harus give and take, bukan take and give... Ded, emang kita bego apa, saya kan dengan segudang pengalaman, dia punya kung fu, kita juga punya kung fu," jelas Luhut kepada Deddy.