Djawanews.com - Pemerintah India meradang mendengar hasil dari sebuah studi kelompok riset AS, Pusat Pengembangan Global. Kata studi ini, angka kematian akibat Covid-19 yang dirilis pemerintah India, jauh lebih kecil dibanding yang sebenarnya.
Kata mereka, jutaan orang telah meninggal di Inidia akibat Covid-19. Berarti berkali-kali lipat dibanding jumlah resmi hampir 420.000.
Selasa, 20 Juli lalu, hasil studi ini dipublikasikan. Katanya, antara 3,4 juta hingga 4,7 juta orang telah meninggal di India. Berarti delapan hingga 11 kali lipat dari jumlah resmi, seperti dilansir dari Channel News Asia, Jumat 23 Juli.
Kalau itu benar, India akan menempati rekor kematian tertinggi di dunia. Saat ini jumlah korban resmi 419.000 di bawah Brasil 547 ribu dan Amerika Serikat pada 610.000.
Studi ini adalah yang terbaru untuk meragukan angka resmi India, menunjukkan pencatatan yang buruk dan tingkat kematian per juta sekitar setengah dari rata-rata global.
Tetapi pemerintah India membantah studi itu pada Kamis kemarin. Kata India, studi itu adalah bohong.
"Tidak berdasarkan fakta dan sepenuhnya keliru," kata pemerintah.